"Kita gak bisa diem aja Lang! Lu harus bertindak!"
Rupanya Gilang mendatangi perkumpulan geng motornya.
"Kemaren si Riko, besok mau siapa lagi? Sampe kapan kita bakal diem terus?"
"Biar gue yang datang ke mereka."ujar Gilang suaranya serak seperti sedang menahan sesuatu yang berat ditenggorokannya.
"Jangan bego Lang!"
"Enggak bang! Gue harus kesana! Gue gak mau temen-temen gue pada celaka"
"Meskipun lu ketua disini, tapi lu bisakan dengerin yang lebih tua?!"
Gilang melampiaskan semua kekesalannya dengan cara menonjok tembok yang ada dihadapannya hingga tangannya lecet.
"Kita bisa pake cara lain"ujarnya.
"PAKE CARA APA BANG! APA LO TEGA LIAT TEMEN-TEMEN LU PADA BONYOK MASUK RUMAH SAKIT?"teriak Gilang frustasi.
"Reza itu licik orangnya jangan main-main sama dia"
"Siapa yang main-main bang! Gue serius! Kalo bisa aing hajar si eta nepi ka paeh!" teman-teman yang lain hanya diam menyaksikan perdebatan kedua manusia ini.
"Lo bangga liat mereka mati berdarah gara-gara lu? Norak!"Orang itu berdecih.
"Gini aja gue bakal bergabung sama mereka, dan lu bang. Lu bikin rencana buat nyelamatin gue, gue percaya sama lu"Gilang menepuk pundak orang yang disebut abang olehnya.
"Bego lu udah kelewatan Lang!" sentak semua orang yang ada dalam ruangan.
"Enggak gue pinter"jawab Gilang malas.
"Serius lu?"
"Iya"jawab Gilang yakin tak yakin, karena ia juga merasa sedikit takut bagaimana kalo malah dirinya yang mati.
"Gue coba telfon si Rezanya"
Ada apa lu nelpon gue? Mau nyerahin Salsha buat gue?
Tawa jahatnya terdengar hingga membuat Gilang terpejam untuk menahan amarah.
"Gue bakal ikut sama lu."helaan nafas Gilang terdengar, semuanya saling menatap satu sama lain dengan tatapan tak yakin.
Bagus! Emang udah seharusnya lu ikut sama gue, dan emang udah seharusnya lu ada dibawah gue.
"Lakukan semua apa yang lu mau."
Tapi tenang aja kok, gue akan bikin lu naik derajat.
"Gue gak perlu itu"
Riko terbangun dari tidurnya, merasa tak terima sang ketua dijatuhkan harga dirinya. Namun ia ditahan oleh Abang.
"Diem Rik! Kita percaya sama Gilang"ujarnya.
"Gak bisa gitu Sen! Dia ketua kita! meskipun umurnya dibawah gue tapi, gue gak terima harga dirinya diinjak-injak"ujar Riko tak terima.
"Kita tinggal percaya sama dia, itu akan lebih baik"ujar Seno.
Jangan sombong lo! Di grup gue lo bukan apa-apa!
"Iya"
Harga diri Gilang diinjak-injak, nafas Gilang tercekat, secara tak sadar tangannya sudah mengepal dengan kuat.
Nanti gue kasih alamat dimana markas gue, kita party nyambut kedatangan lu.
Sambungan telfon terputus tanpa menunggu jawaban Gilang terlebih dahulu.
"Lang"
"Bang Riko"
"Gak boleh bertindak bego Lang! Biarin aja"lirih Riko, berharap Gilang bisa luluh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coganista
Teen FictionEits kalo kalian nyangka ini tentang kisah cinta kaya romeo dan juliet yang romantisnya kaga ketulungan kalian salah, ini adalah tentang kehidupan dimana otak otak kaga berfaedah beraksi Aldito Anggara Pramesta •ketos tapi paling males rapat Wildan...