Rembulan bersinar terang, cahayanya terlihat jelas diair kolam renang. Duduk manis sambil termenung memikirkan yang telah terjadi, bingung antara harus bahagia atau sedih.
"Gua pernah ngerasa, hidup ini ga adil.Disaat orang lain bahagia, kenapa gua harus berduka? temen-temen malah pergi kaga tau kemana, mamah sama papah malah ga bisa dihubungi, aku harus curhat sama siapa? untung aku masih punya tuhan yang masih setia dengerin curhatan aku" gumam Alena dengan air mata telah membasahi kedua pipinya.
"Kenapa?"
Entah memang karena suasana saat ini sedang dingin atau entah memang suara itu terdengar saat dingin, dengan terpaksa Alena menoleh ke arah belakang.
Lelaki yang mengenakan kaos polos berwarna putih itu mendekat dan duduk didekat tempat Alena berada.
"Kenapa?"ulang seorang lelaki itu.
"Gapapa."
"Oh"
"Pernah ngerasain jatuh cinta?"
"Mungkin"
"Rasanya gimana?"
"Mati rasa."
Jawaban Rizki membuat Alena menoleh kearahnya dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan.
"Gini nih, kalo lu suka sama seseorang jangan liat masa lalunya, itu hanya akan buat lu luka"
"Terus gimana kalo seseorang itu elu?"
entah harus dianggap sebagai pertanyaan atau pernyataan, ucapan Alena hanya membuat Rizki menaikan sebelah alisnya."Kita berhak jatuh cinta kepada siapapun, termasuk gua."
"Gua bingung sama ucapan lu barusan itu antara kode lu ngasih jalan ke gua atau sebuah definisi tentang cinta"
Hanya seulas senyuman maut khas babang Rizki yang diberikan untuk sebuah respons dari ucapan Alena sebelum ia beranjak pergi.
"Gila senyumnya bikin gua ga bisa tidur malam ini"gumam Alena yang masih tercengang melihat senyuman pertama Rizki untuknya.
***
"Hari kedua kita kemana?jangan kecandi lagi bosen gua panas" rengek Gilang.
"Gimana kalo hari ini kita main kepantai?" ujar Wildan yang sudah terlihat memakai baju pantai.
"Ide bagus juga noh, kita sarapan disana aja."sahut Aldi yang kebetulan juga sudah siap memakai baju pantai.
"Gimana Ki?"tanya Kevin yang masih terlihat bingung.
"Ngikut aja"
"Sip pantai" ujar Gilang, Aldi dan Wildan berbarengan.
"Alena kemana?" tanya Wildan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Alena.
Terlihat Alena yang baru keluar dari kamar hotelnya mengenakan dress berwarna putih dengan rambut terurai.
"Selamat pagi" suara cempreng khas wanita terdengar jelas digendang telinga mereka , Alena bingung melihat kelima lelaki yang ada didepannya ini dengan muka-muka yang menganga.
"Cantik banget"ujar Gilang masih ternganga.
"Bidadari" ujar Wildan yang berusaha menahan agar air liurnya tidak keluar dari mulut.
"Calon bini"ujar Aldi yang masih tercengang dengan paras cantik Alena.
"Manis"ujar Kevin yang juga ikut ternganga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coganista
Teen FictionEits kalo kalian nyangka ini tentang kisah cinta kaya romeo dan juliet yang romantisnya kaga ketulungan kalian salah, ini adalah tentang kehidupan dimana otak otak kaga berfaedah beraksi Aldito Anggara Pramesta •ketos tapi paling males rapat Wildan...