kesaksian⚡

462 45 3
                                    

Rizki sekarang sedang dibuat pusing bukan main. Sedari tadi ia terus berjalan tanpa arah dan memberhentikan orang yang melintas didepannya.

Bagaimana bisa Pak Agus mengadakan evaluasi bulanan tanpa memberitahunya duluan.

Rizki melihat Kevin sedang berjalan keluar dari perpustakaan.

"Eh Vin!" Rizki menarik bahu Kevin hingga menghadap kearahnya.

"Apa?" tanya Kevin malas.

"Bantuin gua please" ujar Rizki memohon.

"Gak usah sok imut, jijik gua liatnya."

"Anjir"

"Bantuin apaan?"

"Jadi gini, bulan kemaren gua kadapetan tugas buat evaluasi bulan sekarang itu mau test vokal tapi duet"

"Terus?"

"Cewek sama cowok"

"Terus?"

"Semuanya udah ada pasangannya, tinggal satu lagi"

"Terus?"

"Terus-terusan mulu lu kaya tukang parkir!"ujar Rizki kesal setengah mati karena Kevin sedari tadi berucap 'terus' dengan malas.

"Terus gua harus ngapain?!"

"Jadi temen duetnya"

"Gua kagak bis-"

"Gua tau suara lu bagus! Udah ah gak usah banyak bacot! Sekarang lu ikut gua" Rizki menarik baju seragam Kevin untuk mengikutinya.

"Eh nyet! Emangnya gua apaan?! Maen tarik aja lu?!"ujar Kevin berhenti melangkah dan merapihkan bajunya. Yang dari tadi juga gak rapih sih hehe.

"Buruan Vin!"

"Santai aja dong"

Terlihat Kevin dan Rizki berjalan memasuki ruangan yang penuh dengan orang-orang berbakat dalam bidang suara dan alat musik.

"Nih lu hafalin lagu ini"Rizki menyerahkan selembaran kertas berisikan lirik lagu tepat dimuka Kevin ganteng.

"Kenapa harus lagu ini?"tanya Kevin tak mengerti makna dibalik lirik yang tercetak rapih itu.

"Kagak tau! Pokonya harus dihayati! Kalo kagak?! Reputasi gua yang jadi taruhannya."

"Syukur kalo reputasinya turun"gumam Kevin pelan, namun masih bisa didengar oleh Rizki.

"Monyet lu!" bisik Rizki dengan penuh tekanan disetiap katanya.

"Ini adalah peserta evaluasi terakhir dibulan Januari, kita panggil Reyna dan Kevin"

Mendadak satu ruangan itu menjadi ramai, siapa lagi kalo bukan karena pasangan Kevin dan Reyna. Yang mereka ketahui juga bahwa keduanya berpacaran.

Reyna terdiam. Tak tahu harus memberikan reaksi seperti apa, bahkan ia lebih rela jika harus hilang dari muka bumi sekarang juga.

Kevin juga sebenarnya terkejut, namun ia tak terlalu memperlihatkannya.

Kevin dan Reyna mulai menaiki tangga panggung yang tertera didepan sana. keduanya saling tatap namun tak ada yang bicara. Ini namanya pembunuhan secara perlahan.

Alunan musik sudah mulai terdengar diindra pendengar, lutut dan hati Reyna pun mulai tak kondusif.

Ada Cinta

Acha SeptriasaIrwansyah

Ucapkanlah kasih.
Satu kata yang ku nantikan.
Sebab ku tak mampu membaca matamu.
Mendengar bisikmu.

CoganistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang