Kepercayaan? ⚡

391 24 0
                                    

Bau alkohol yang menyengat membuat Gilang semakin tak betah berada ditempat yang hina ini.

"Biasain diri"ujar Reza sambil menyodorkan segelas minuman beralkohol.

Gilang menerima gelas itu namun tak meminumnya, ia lebib memilih meminum susu yang selalu mamihnya buatkan.

"Gak ada niatan buat kenalan sama tuh cewek? Mereka seksi loh"

"Gue gak seberengrek lo"sambar Gilang.

Reza terkekeh mendengar ucapan Gilang yang menjatuhkan dirinya.

"Gue emang brengsek, terus kenapa?"lidah Gilang kelu, tidak tau harus menjawab apa ia ingin segera pergi dari tempat terlaknat ini.

Jam tangan yang Gilang kenakan telah menunjukan pukul sepuluh lebih hal itu menbuat Gilang teringat dengan pesan papihnya.

"Gue mau balik" ujar Gilang.

"Apa lu mau balik?yang bener aja! Kita belum mulai pesta sabu"

"Pesta sabu? Oh iya gue lupa lu kan konsumen narkoba"Gilang terkekeh meremehkan.

"Iya! Heh bawa kotak yang ada dikamar belakang!"titah Reza ada seseorang sepertinya anak buahnya.

"Lu harus coba Lang!"Reza sudah mendapatkan kotak yang ia inginkan dengan isi yang berbagai macam obat.

Samar-samar Gilang mendengar suara sirine polisi.

"POLISI WOY POLISI KABUR!"

"ANGKAT TANGAN!"

Gilang buru-buru keluar dari tempat itu, menemui Riko, Seno dan anggota yang lainnya yang sudah menunggu kehadiran Gilang sedari tadi.

Nafas Gilang terengah-engah. Hanya sedikit dari mereka yang bisa melarikan diri selebihnya mereka dibawa ke kantor polisi.

Namun Gilang tak melihat batang hidung Reza, apakah dia lolos?

"Lu keren Lang!"puji Seno.

"Tapi gue gak liat si Reza"Gilang mehembuskan hafasnya kasar.

"Udah gapapa yang penting mereka sebagian besar udah ketangkep"ujar Riko meskipun ia masih sakit tapi tetap memaksa untuk datang kesini hanya untuk Gilang.

"Balik sana! Udah malem jam dua gak baik buat anak mamih mah"ujar Seno disambut oleh tawa yang lainnya hingga membuat Gilang cemberut.

*****

Sepanjang jalan Gilang memikirkan alibi apa yang harus ia berikan kepada papih dan mamihnya otaknya mendadak buntu tak mendapatkan jawaban.

Gilang mengetuk pintu rumahnya dengan lemas.

Pintu rumah terbuka, dan nampak lah papihnya yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan tajam.

"Habis dari mana kamu?."ekspresinya tak berubah, masih tetap dingin.

Belum juga masuk kerumah Gilang sudah mendapatkan pertanyaan yang membuat dirinya kehabisan kata.

"Gilang habis,,, "

"Papih kira kamu anak yang baik, tapi kamu rusak kepercayaan papih dengan cara menunjukkan betapa nakalnya kamu"Gilang tertunduk.
"Kamu tau kan narkoba itu dilarang! "

"Kamu masih muda Gilang! Kenapa udah berani nyentuh hal seperti itu?!"

"Siapa yang ngajakin kamu buat pesta narkoba?"

CoganistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang