Panas terik matahari sangat terasa, terlebih lagi pada siswa yang sedang berolahraga di lapang.
"Istirahat dulu gue cape!" Gilang berjalan ke tepi lapangan, dan duduk disana.
"Bandung kapan kagak panas sih"gerutu Gilang sambil mengelap keringat yang ada di dahinya.
Saat Gilang sedang melamun, tiba-tiba seseorang menempelkan botol mineral dingin ke pipinya, sontak saja Gilang langsung menoleh.
Salah satu siswi yang menggenggam botol mineral itu pun tersenyum manis.
"Cape ya? Nih minum dulu" Salsha menyodorkan botol mineral pada Gilang.
"Buat Gua?" Goda Gilang dengan senyum jahilnya.
"Yaudah kalo ga mau sini buat gua aja!" Salsha berniat mengambil kembali botol mineralnya.
"Eits masa diambil lagi" Gilang segera membuka tutup botol mineralnya dan meminum hingga habis tak tersisa.
"Makasih Sal!"
"Sama-sama Lang! Kalo gitu gua ke kelas dulu ya!" pamit Salsha dan buru-buru bangkit menuju kelas.
"Bidadari cakep bener"gumam Gilang, ia masih menatap tempat Salsha tadi.
"Bengong aja woy!" Aldi mendorong tubuh Gilang hingga jatuh ke selokan.
"Parah lu! Jadi kotor kan baju gua!"Kesal Gilang sambil membersihkan baju yang masih ada pasir.
"Ya deh maaf elah canda"elak Aldi.
"Ngapain lu bengong disini?"tanya Aldi.
"Bidadari? Mana ada yang mau sama lu yang buluk kek gini, halu kali lu yah!" cibir Aldi.
"Yee! Bidadari gua itu Salsha, bukan bidadari yang punya sayap!" elak Gilang.
"Ngapain lu disini?"tanya Gilang.
"Mau pacaran sama aa Gilang" jawab Aldi sambil mengedipkan matanya.
"NAJIS!"Gilang pergi meninggalkan Aldi dengan tatapan jijik.
Sesekali Gilang bersiul untuk mengusir kebosanan ketika melewati lorong kelas yang sepi karena sedang belajar, dan tak banyak juga guru yang menegur akibat terganggu oleh suara siulan itu.
"Gilang!Gilangggg!"teriak salah satu guru dari belakang, dengan langsung Gilang menoleh.
"Kenapa bu?" tanya Gilang, ia mendekat ke arah guru wanita yang terlihat sedang kesusahan.
"Aduh bisa bantuin ibu gak bawa ini semua?" pinta guru wanita tadi.
"Bisa dong bu, Gilang kan baik, ganteng lagi"ujar Gilang memuji dirinya sendiri.
"Yaudah bawa buku-buku ini ke kelas 10 IPA 2" guru tadi menyerahkan beberapa buku besar pada Gilang hingga sampai menutupi sebagian mukanya.
"Buset berat banget"gerutu Gilang. Dengan jalan terseok-seok akhirnya sampai juga di kelas 10 IPA 2.
"Aduh anak-anak contoh nih murid satu kita ini, udah baik, pinter, ganteng lagi" puji guru tersebut, Gilang mendekat kearah meja guru untuk menyimpan buku-buku hang luar binasa beratnya.
"Oh iya bu sebelum Gilang keluar, ada yang mau disampein dulu nih" ujar Gilang meminta izin.
"Boleh ada apa Gilang?"
"Buat Siswi yang duduk di deket jendela barisan ketiga semangat yah belajarnya"ujar Gilang pada Salsha ditambah dengan senyuman.
Kelas 10 IPA 2 sontak langsung riuh bagaikan di pasar siswi perempuan menjerit bawa perasaan sementara siswanya ramai bersiul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coganista
Fiksi RemajaEits kalo kalian nyangka ini tentang kisah cinta kaya romeo dan juliet yang romantisnya kaga ketulungan kalian salah, ini adalah tentang kehidupan dimana otak otak kaga berfaedah beraksi Aldito Anggara Pramesta •ketos tapi paling males rapat Wildan...