Part 2

8.7K 504 5
                                    


~~~
Sejak pertama aku menatap matamu dan sejak saat itu pula aku mulai mencintaimu
~~~


Ali tampak bersiap untuk pergi ke rumah calon yang akan menjadi istrinya. Ali berharap keputusannya ini bisa menjadi yang terbaik untuk ke depannya. Ia mencari alamat rumah tersebut sesuai yang di kirimkan oleh sang Bunda. Memang jaraknya tak jauh dari Apartemennya, sehingga tak memakan waktu untuk berkeliling mencari alamat tersebut.

Ia menatap rumah yang berukuran luas bernuansa eropa. Kemudian, Ia pun segera menekan bel yang terdapat pada pintu pagar besi yang menjulang tinggi itu. Tak lama, pintu pagar tersebut terbuka secara otomatis dan muncullah 2 orang berseragam dan bertubuh tegap.

"Tn. Pratama?" Tanya memastikan salah satu orang berseragam tersebut.

Ali menganggukan kepalanya.

"Apa benar ini kediaman keluarga Latuconsina?" Tanya Ali memastikan.

"Iya, tuan. Silahkan masuk, anda telah di tunggu oleh Tn. Latuconsina dan Ny. Latuonsina" ucap orang tersebut.

Kedua orang tersebut pun berjalan memasuki rumah dan di ikuti oleh Ali dari belakang.

"Selamat datang, Ali" sapa Rizal sambil mengulas senyumnya.

Ali pun membalas senyuman Rizal.

"Silahkan duduk" lanjut Rizal.

Ali pun duduk di hadapan Rizal dan Ully, istri Rizal. Tentu saja Ali sudah tahu nama kedua pasangan ini, karena Bunda Resilah yang memberitahunya.

"Bagaiamana kabarmu, Ali?" Tanya Rizal.

"Alhamdulillah, baik om" balas Ali ramah.

Mereka pun berbincang-bincang dan tampaknya langsung akrab. Tiba-tiba pandangan Ali tetuju pada seorang gadis yang tengah membawa beberapa buku di tangannya serta sebuah tas berukuran sedang.

"Prilly, kemari dulu nak" panggil Ully.

Prilly menghampiri kedua orang tuanya, namun pandangan Prilly tertuju pada seorang Pria tampan yang duduk bersebrangan dengan orang tuanya. Tatapan keduanya pun bertemu, namun dengan segera Prilly mengalihkan pandangannya kepada kedua orang tuanya.

"Ada apa, mah?" Tanya Prilly.

"Ini kenalkan dia Aliandra, Pria yang akan Mamah jodohkan kepada kamu" ucap Ully.

Prilly tersentak. Jadi dia yang akan jadi jodohku? Tanya Prilly dalam hati.

"Mah, dari awal Prilly sudah bilang kalau Prilly tidak mau di jodohkan seperti ini. Sekarang bukan zamannya siti nurbaya, mah" ucap Prilly kesal.

Rizal bangun dari posisinya dan menatap Prilly tajam.

"Prilly, jaga ucapan kamu. Papah sama Mamah menjodohkan kamu demi kebaikan kamu. Ketahuilah, Andrew bukan pria yang baik buat kamu" tegas Rizal.

"Bagi Prilly, Andrew tetap yang terbaik buat Prilly" bantah Prilly.

Sedangkan Ali, ia hanya menyaksikan pedebatan antara Ayah dengan anaknya itu. 'Gadis seperti ini yang akan ku nikahkan? Ya Allah' batin Ali.

"Sudahlah, Prilly mau berangkat ke kampus dulu" pamit Prilly dan pergi begitu saja.

Rizal menghela nafasnya manakala melihat sikap Prilly yang tidak sopan. Kemudian, ia kembali duduk dan meminta maaf kepada Ali atas sikap tidak sopan Prilly barusan.

"Ali, maafkan sikap Prilly barusan ya" ucap Rizal.

Ali mengulas senyumnya. Yap! Ali sangat murah senyum seperti mendiang ayahnya.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang