Part 24

5.5K 355 14
                                    


****

Para karyawan toko kue menyambut kedatang Ali dan Prilly. Yap! Prilly mengajak Ali untuk berkunjung ke toko kue cabang Bandung. Toko kue Prilly di Bandung memang di lokasikan dekat dengan perkebunan teh yang pemandangannya sangat indah. Setiba di toko kuenya, kedatangan Ali dan Prilly pun di sambut oleh para karyawan.

Prilly memang di kenal sangat ramah oleh para karyawannya. Tak hanya itu saja, ia terkenal tegas saat melakukan pekerjaannya sebagai pimpinan.

"Tempatnya bagus, aku baru tau ada toko kue di daerah sini" seru Ali sambil menulusuri setiap sudut toko kue tersebut.

Prilly mengulas senyumnya.

"Tempat ini Gritte yang pilih" ucap Prilly.

"Ya sudah, aku mau mencicipi kue yang biasa di beli pelanggan di sini sayang" ucap Ali sambil tersenyum.

Prilly pun membalas senyuman sang suami, kemudian ia bergegas ke pantry untuk meminta karyawannya memberikan kue yang memang banyak di minati oleh pelanggan di toko ini. Namun tiba-tiba salah satu pelayan di tokonya menghampiri Prilly dan memberika sebuah kertas kecil.

Prilly mengernyitkan dahinya bingung, kemudian ia beralih menatap pelayannya itu.

"Ini dari siapa?" Tanya Prilly kepada salah satu pelayannya.

"Seorang wanita, Mba. Saya kurang jelas melihat wajahnya, ia sangat tertutup" balas pelayannya itu.

Tanpa berpikir panjang, Prilly melihat apa yang tertulis di kertas kecil itu.

_________

Tunggu kedatangan malaikat mautmu Aprillyana..
-Unknown
_________

Prilly penasaran siapa yang menulis pada kertas kecil itu. Tiba-tiba saja perasaan tak enak menghampiri benaknya, ia merasa akan terjadi sesuatu hal buruk nanti. Namun ia segera menepis pikiran buruk itu.

"Mba Prilly, ini kuenya"

Prilly tersenyum.

"Terima kasih ya"

"Iya sama-sama, Mba Prilly"

Prilly pun membawa kue tersebut kepada Ali yang sedari tadi sudah menunggunya.

"Ali, ini kuenya" sahut Prilly.

Ali memakan kue tersebut dengan senang. Sementara Prilly, ia masih menerka-nerka siapa yang menulis isi dari kertas kecil tadi. Ali yang menyadari Prilly sedari tadi diam pun menghentikan makannya dan memandang wajah istrinya. Sangat terlihat jelas dari raut wajah Prilly bahwa ada yang mengganggu pikirannya.

"Sayang"

Prilly mengerjapkan matanya, panggilan Ali seketika membuat lamunannya buyar.

"Iya, ada apa? Kuenya ga enak ya? Atau kamu mau nambah?" Tanya Prilly.

Ali menatap Prilly lekat membuat Prilly terdiam dan ikut menatapnya pula.

"Kamu kenapa dari tadi aku lihat diam terus? Ada yang mengganggu pikiranmu, sayang?" Tanya Ali balik.

Prilly terdiam. Ia bingung apa ia harus memberitahu Ali apa yang sudah mengganggu pikirannya? Atau justru merahasiakannya dari Ali?. Prilly kembali menatap Ali manakala pria itu meraih kedua tangannya dan menggenggamnya lembut.

"Katakan, sayang" desak Ali.

Prilly menghela nafasnya pelan. Yap! Sebaiknya ia lebih menceritakan kepada Ali.

"Jadi tadi itu pas aku nunggu kue di antar ke aku, pelayan aku datang dan ada seorang wanita yang menitipkan kertas kecil kepadanya. Tapi pelayan aku tidak tau wajah wanita itu dengan jelas, sayang" jelas Prilly.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang