Part 11

8.1K 468 6
                                    


****

Prilly merenung sesaat, gadis itu ternyata masih enggan untuk pulang ke rumah karena ia takut bertemu dengan Andrew lagi. Prilly sedang memikirkan bagaimana caranya ia bisa pulang tanpa bayangan Andrew yang terus saja mengikutinya. Tiba-tiba saja Prilly kepikiran tentang Ali, dengan segera Prilly merogoh ponselnya yang berada di tas.

Messange:

"Ali, lo bisa jemput gue sekarang ke Kampus?"

"Oke, aku jemput kamu. Tunggu aku"

Prilly mengembangkan senyum lebarnya, akhirnya ia bisa pulang ke rumah walaupun ia harus meminta bantuan kepada Ali.

Di lain tempat, Ali melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Pria itu bingung memikirkan Prilly yang memintanya untuk jemput. Bukankah Prilly bawa mobil? Pikir Ali. Ia yakin jika ada suatu alasan mengapa Prilly memintanya untuk jemput.

Setibanya ia di kampus Prilly, Ali melangkahkan kakinya menuju lobby kampus tanpa mempedulikan tatapan memuja dari mahasiswi. Yap! Para mahasiswi terpesona dengan ketampanan Ali. Ali mengedarkan pandangannya mencari sosok Prilly, namun ia tidak menemukannya. Dengan segera pria itu menghubungi Prilly.

"Hallo, Prill. Kamu dimana? Aku sudah di lobby kampus" ucap Ali.

"Oke, wait. Gue segera ke sana" balas Prilly di sebrang telepon dan langsung mematikan sambungan telepon sepihak.

Prilly segera mengemasi bukunya ke dalam tas, kemudian ia keluar dari ruang fakultasnya. Namun langkahnya berhenti manakala melihat Andrew yg berdiri tak jauh darinya. Prilly menghela nafasnya, ia mencoba untuk mengabaikan keberadaan Andrew. Gadis itu pun kembali melangkahkan kakinya menuju lobby kampus, namun tiba-tiba Andrew mencekal tangannya.

"Prill, please. Aku mau bicara sama kamu" ucap Andrew.

"Gue gak punya waktu untuk bicara dengan penghianat kayak lo" balas Prilly datar.

Prilly mencoba melepas tangannya dari cekalan Andrew dengan menghentakan tangannya, kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya menuju lobby kampus. Di lobby, Prilly melihat Ali tengah duduk sambil bercengkrama dengan salah satu mahasiswa. Dengan segera Prilly menghampirinya.

"Ali"

Ali menoleh ke arah Prilly, kemudian ia berdiri dari posisinya. Pria itu mengulas senyumnya.

"Lo kenal sama dia?" Tanya Prilly.

"Enggak, aku cuma ajak ngobrol saja. Kampus ini bagus juga ternyata" jelas Ali lembut.

"Kita pulang sekarang" ucap singkat Prilly.

Namun lagi-lagi langkah Prilly di hadang oleh Andrew, Prilly mengendus kesal sebab Pria di hadapannya ini tak gentar untuk kembali bersamanya. Sedangkan Ali, ia tahu di hadapannya adalah sang kekasih Prilly. Namun Pria tampan itu tidak mengetahui bahwa mereka sudah tidak memiliki hubungan.

Andrew menatap Prilly, kemudian ia beralih ke arah Ali yang berada di sampingnya.

"Prill, dia siapa?" Tanya Andrew mengintimidasi.

"Bukan urusan lo" desis Prilly.

Ali hanya diam memperhatikan mereka yang tengah bertengkar.

Apa penyebab Prilly menangis karena dia? Pikir Ali dalam hati.

"Prill, aku ini masih cinta sama kamu" ucap Andrew lantang.

Prilly menatap Andrew dengan penuh kebencian, ia sudah tidak mempercayai Andrew lagi.

"Cinta? Kalau lo masih cinta sama gue, kenapa lo menghianati gue hah? Pemghianatan selama 2 tahun itu tidak lama, Andrew" ucap Prilly sinis.

Tiba-tiba Andrew berlutut di hadapan Prilly. Aksinya tersebut menjadi sorotan para mahasiswa maupun mahasiswi yang berlalu lalang melewati lobby kampus.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang