Part 15

9.3K 504 12
                                    


****

5 hari sudah Ali melakukan dinasnya ke Brasil dan kini ia sudah kembali ke Barcelona. Pria tampan berseragam pilot itu sudah tidak sabar untuk berjumpa dengan Prilly. Rasa rindunya kepada gadis mungil itu sudah melewati batas.

Sesampainya di apartemen, Ali melihat Prilly tengah memasak dan tampaknya gadis itu tidak menyadari kehadirannya. Ali melangkahkan kakinya mendekat dengan perlahan dan tanpa menunggu lama ia memeluk tubuh mungil Prilly dari belakang. Ia bisa merasakan tubuh Prilly yang menegang karena pelukannya, namun tak lama kenyamananlah yang ia rasakan.

"Kamu sudah pulang?" Tanya Prilly.

"Iya aku pulang, sayang. Tepat waktu bukan? Aku tidak terlambat" sahut Ali sambil menyandarkan dagunya pada punggung Prilly.

Prilly memejamkan matanya, ia menikmati sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ali pun melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh Prilly agar menghadapnya. Pria itu pun mencium lembut kening Prilly.

"Aku sangat merindukanmu" bisik Ali.

Prilly mengulas senyumnya, kemudian di peluknya tubuh kekar Ali dan menenggelamkan wajahnya di dada Ali.

"Aku juga sangat merindukanmu" balas Prilly pelan.

Cukup lama mereka berpelukan, namun tiba-tiba Prilly teringat sesuatu. Yap! Masakannya. Dengan segera ia melepaskan pelukannya dan membalikkan badannya. Seketika mata indah gadis itu membulat sempurna. Bagaimana tidak, masakannya telah gosong di penggorengannya. Dengan panik Prilly mematikan kompor tersebut.

"Yah kan, masakan aku jadi gosong gini" ucap Prilly sambil meratapi masakannya yang telah gosong.

"Ya sudah, mending kita makan di luar saja ya?" Ajak Ali dan di balas anggukan oleh Prilly. Sungguh menggemaskan.

****

Akhirnya Ali dan Prilly memilih untuk makan malam di sebuah restoran yang tak jauh dari apartemen mereka. Yap! Ali ingin menikmati malamnya bersama Prilly di luar sekaligus ia ingin bercerita mengenai pekerjaannya. Sedangkan Prilly, ia merasa senang karena bisa menikmati waktunya bersama Ali.

"Sayang, kamu dapat salam dari seseorang" ujar Ali sambil menikmati segelas cappucino.

"Salam? Siapa?" Tanya Prilly penasaran.

"Papah sama Mamah, mereka kangen sama kamu. Katanya mereka ingin menghubungi kamu" jelas Ali.

Tak di pungkiri oleh Prilly, gadis itu pun sangat merindukan kedua orang tuanya.

"Aku juga kangen mereka, kita berapa lama di sini sayang?" Ucap Prilly.

"Kemungkinan 2 bulan, sayang. Tapi aku juga tidak tahu" balas Ali membuat Prilly mengerutkan bibirnya.

Ali terkekeh melihat tingkah Prilly yang semakin hari semakin menggemaskan di matanya. Kedua tangannya pun terulur mencubit kedua pipi chubby Prilly sehingga sang empunya memekik kesakitan.

"Ih, kamu mah pipi aku kan jadi merah" kesal Prilly sambil memegang kedua pipinya.

"Sini aku cium, siapa tau merahnya hilang" goda Ali membuat Prilly tersipu malu.

Selalu saja menggodaku, tidak tahukah kalau dia membuatku tersipu? batin Prilly. Ia menundukan kepalanya berusaha menutupi pipinya yang semakin memerah. Namun terlambat, Ali terlanjur melihatnya. Pria itu pun mendongakkan dagu Prilly dengan telunjuknya sambil mengulas senyumnya.

"Jangan di sembunyikan wajahmu, sayang. Aku sudah melihatnya" ucap Ali.

Prilly mengumpat dalam hati.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang