~~~
"Waktu bisa saja merubah sebuah rasa dan sifat seseorang dalam keadaan yang sama"
~ Author ~
****
Ali mengernyitkan dahinya bingung. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja Prilly memeluknya erat dan menangis. Pria itu mengedarkan pandangannya dan tentu saja Ali dan Prilly menjadi sorotan di pesisir jalan. Ali menghela nafasnya pelan, kemudian ia berusaha untuk menenangkan Prilly agar orang sekitar tidak mengira yang tidak-tidak kepadanya.
"Kamu kenapa? Kok kamu sendirian di sini? Bukankah kamu pergi ke acara teman kamu?" Tanya Ali lembut.
Prilly masih sesegukan, namun gadis itu telah berhenti menangis. Di tatapnya Ali dalam. Entahlah, saat ini Prilly tengah hancur karena sosok yang ia bangga-banggakan di hadapan orang tuanya justru mengkhianatinya. Ia tidak akan bisa melupakan kejadian malam ini.
"Aku mau pulang" ucap Prilly yang tak menjawab pertanyaan Ali.
Ali pun menuruti ucapan Prilly. Ia membiarkan pikiran dan hati Prilky tenang terlebih dahulu, baru kemudian ia bisa menanyakan apa yang terjadi kepada gadis itu.
Sepanjang perjalanan menuju rumah, tak ada satu pun di antara mereka yang membuka suara. Prilly hanya menatap lurus ke depan, sedangkan Ali sesekali melirik ke arah Prilly.
"Prill" panggil Ali.
Prilly tak menjawab, ia hanya melirik Ali.
"Kita mampir ke apartemen Rian dulu ya, ada yang harus aku ambil di sana" lanjut Ali.
Prilly hanya menganggukan kepalanya, kemudian Ali menancapkan gasnya menuju apartemennya. Yap! Ada sesuatu barang miliknya yang tertinggal di sana.
Setiba di apartemen, Prilly tetap saja diam mematung. Ali terus menatapnya penuh tanya apa yang terjadi kepada Prilly, pria itu yakin jika telah terjadi sesuatu kepada Prilly.
"Prill, kamu mau ikut ke dalam?" Tanya Ali.
"Gue di sini aja" jawab singkat Prilly.
Ali mengulas senyum tipisnya, kemudian ia turun dari mobil dan segera ke kamar apartemennya. Memastikan Ali sudah tidak ada, Prilly pun menangis dalam diam.
"kenapa lo tega khianatin gue, Andrew? Bahkan sikap manis lo ke gue tidak mencerminkan lo selingkuh di belakang gue" gumam Prilly.
Di lain tempat, Rian terkejut dengan kedatangan Ali yang tiba-tiba ke apartemen.
"ada apa, li?" tanya Rian.
"gak, gue cuma mau bawa laptop gue ke rumah. Ada yang mau gue urus" balas Ali tanpa menatap Rian di belakangnya.
Kemudian, Ali menghadap ke Rian dan menatap sahabatnya itu.
"sorry, gue gak bisa lama-lama bro. Soalnya gue ke sini sama Prilly" tutur Ali.
Mata Rian membulat sempurna. Bersama Prilly? Itu hal yang sangatlah langkah menurut Rian.
"serius?" tanya Rian meyakinkan.
Ali menganggukan kepalanya yakin, ia tidak mungkin berbohong kepada sahabatnya sendiri.
"oke oke, gue percaya sama lo. Terus Prilly dimana?" tanya Rian.
"dia nunggu di dalam mobil, gue harus buru-buru yan" balas Ali.
"oke deh"
Kemudian, Ali melangkahkan kakinya menuju basement apartemen dan masuk ke dalam mobilnya. Ia pun menatap Prilly dalam, pria itu tahu bahwa Prilly baru saja menangis. Tangannya pun terangkat untuk menyeka sisa air mata yang membekas di pipi chubby Prilly. Sedangkan Prilly terpaku atas tindakan manis yang Ali lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Fanfiction#297 in Fanfiction 02/05/2018 #3 in Ali 10/05/2018 #18 in pilot 10/05/2018 Aliandra Matthew Pratama. siapa yang tidak ingin menjadi pendamping hidup seorang captain tampan? Captain tampan itu bernama Aliandra Matthew Pratama. Di usianya yang masih 2...