Part 28

4.6K 298 17
                                    


****

Sudah sebulan lamanya Ali masih dalam keadaan koma dan selama itu pun Prilly selalu berada di samping Ali. Wanita cantik yang sedang berbadan dua itu tak pernah lelah untuk menunggu menjaga Ali, meski ia harus berganti berjaga dengan keluarganya. Yap! Prilly harus tetap menjaga kesehatannya demi bayi yang ada di dalam kandungannya.

Kini usia kandungan Prilly telah memasuki 4 bulan, sudah saatnya Prilly pergi ke dokter guna cek kehamilannya. Prilly tak sendirian pergi ke sana, ia pun di temani Bunda Resi dan juga adik iparnya, Nezya.

Yap! Bunda Resi dan Nezya datang ke Jakarta seminggu sekali untuk mengunjungi Prilly dan Ali yang masih koma di rumah sakit.

"Bagaimana perkembangannya, dok?" tanya Prilly.

"Kondisi kandungan ny. Pratama sangat baik dan jenis kelamin sudah terlihat, apa Ny. Pratama ingin melihat jenis kelamin calon buah hatinya?" ucap dokter kandungan, Dr. Airine.

"Jenis kelamin buah hatinya Prilly apa, dok?" tanya Bunda Resi penasaran.

Dr. Airine tersenyum.

"Calon buah hati nyonya berjenis kelamin laki-laki" jawab Dr. Airine.

Bunda Resi menyunggingkan senyumnya ke arah Prilly, wanita paruh baya itu merasa senang mengetahuinya mengingat dimana Ali sangat berharap mempunyai anak pertama berjenis kelamin laki-laki.

Sedangkan Prilly, tatapannya beralih ke arah perutnya yang membuncit. Tangannya pun terulur untuk mengusap perutnya. Mata hazelnya berkaca-kaca, ia terharu mendengarnya.

'Ali, kau pasti senang mendengar anak kita berjenis kelamin laki-laki. Ku mohon, cepatlah bangun' batin Prilly memohon.

Bunda Resi mengusap lembut punggung Prilly mencoba memberikan kekuatan untuk menantu kesayangannya itu. Kemudian, pandangannya beralih ke arah Dr. Airine.

"Terima kasih Dok" ucap Bunda Resi.

"Sama-sama, bu. Ny. Pratama harus jaga pola makannya ya dan jangan terlalu banyak pikiran" ucap Dr. Airine.

****

Setelah memeriksa kandungannya, Prilly pun mengunjungi Ali seperti hari-hari sebelumnya. Yap! Ia tidak pernah absen untuk mengunjungi suaminya itu.

Prilly melangkah masuk ke ruang ICU dimana Ali di rawat, langkahnya terasa berat namun sebisa mungkin ia harus kuat. Prilly pun duduk di samping bangsal Ali, ia menatap lekat Ali yang koma.

Prilly tampak berusaha menahan air matanya agar tidak keluar, ia harus tetap tegar dengan semua ini.

"Hai, sayang" sapa Prilly.

Tetap sama, Ali tetap diam. Prilly pun menghela nafasnya pelan, ia harus terus mengajak Ali bicara karena kemungkinan besar bisa membuat Ali cepat pulih dari komanya. Yap! Prilly sangat berharap Ali cepat sadar, ia ingin Ali menemaninya saat melahirkan nanti.

Prilly meraih tangan kanan Ali dan di genggamnya lembut.

"Tadi aku baru saja periksa kandunganku, Dia baik-baik saja di dalam" seru Prilly.

Mata hazel milik Prilly berkaca-kaca, sekuat apapun ia menahan tetapi akhirnya keluar juga. Ia menintikkan air matanya, namun segara ia menyekanya karena ia tidak ingin Ali juga merasa sedih.

"Kamu tahu? Buah hati kita berjenis kelamin laki-laki, seperti yang kamu inginkan sayang" lanjut Prilly.

Tangan kirinya pun mengusap lembut pipi Ali yang mulai menirus, Prilly tidak tega melihat keadaan Ali saat ini.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang