Part 4

7.2K 447 3
                                    


"Seiring berjalannya waktu, kau akan mencintaiku. Apapun akan aku lakukan dengan sabar dan tersenyum, karena mencintai butuh sebuah pengorbanan"
~Aliandra~

****

Prilly tampak tengah mengurus dokumen-dokumen toko kue miliknya, Setiap saat selalu memiliki keuntungan dan itu membuat Prilly sangat bersyukur karena para pembeli setianya selalu menikmatinya.

"Kapan pernikahan itu terjadi, Prill?" Tanya Gritte.

Prilly melirik Gritte sekilas kemudian kembali memeriksa bahan-bahan apa yang persediaannya mulai berkurang.

"Tinggal 2 minggu lagi, ada apa?" Ucap Prilly acuh.

"Apa Andrew tahu soal pernikahan lo dengan Aliandra itu?" Tanya Gritte memastikan.

Prilly menghela nafasnya pelan. Kemudian, ia menggelengkan kepalanya samar.

"Apa yang lo lakukan itu sudah salah, Prill. Hentikan, jangan sampai ada kata penyesalan pada akhirnya" ucap Gritte membuat Prilly diam tak berkutik.

Yap! Prilly harus berpikir secara matang sebelum ia memutuskan. Pikiran gadis itu sangat banyak, sehingga dirinya asal memutuskan agar pikirannya dapat berkurang sedikit. Namun justru apa yang ia putuskan itu menyakiti dua hati pria yang tidak ada salah.

Prilly mengacak rambutnya pelan, ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

****

Ali mengulas senyum leganya. Yap! Dia baru saja tiba di Bandara soekarno-Hatta setelah menyelesaikan jadwal flightnya ke Singapore. Ali sudah tidak sabar untuk menjumpai Prilly dan segera ingin mengetahui apa yang akan gadis itu bicarakan kepadanya.

Sebelum menemui Prilly di kediaman keluarganya, Ali pun bergegas menuju apartemennya untuk mengganti pakaian yang ia kenakan. Pikiran dan hatinya tentu saja berbicara 'apa yang akan Prilly katakan nanti?'

To Prilly:
" Aku sudah tidak sibuk, apa bisa kita bertemu?"

From Prilly:
"Baiklah, ada yang mau gue katakan. Kita ketemu di toko kue gue, gue send location"

Setelah mendapatkan send location dari Prilly, Ali pun melajukan mobilnya menuju toko kue milik Prilly berada. Sesampainya Ali di sana, Ali memandang toko kue tersebut yang terlihat ramai di kunjungi para pelanggan. Ia berpikir jika toko kue milik Prilly ini sangat di minati oleh para pembeli.

Tak ingin berlama-lama, Ali pun melangkahkan kakinya mamasuki toko kue itu. Ali memandang suasana toko kue milik Prilly yang ramai di kunjungi dan toko kie tersebut bernuansa klasik yang membuat siapa saja pasti merasakan nyaman berada di toko kue tersebut. Ali pun mengedarkan pandangannya mencari sosok yang akan ia temui. Matanya pun menangkap sosok gadis yang ia cari. Yap! Prilly.

Setelah memastikan bahwa gadis itu adalah Prilly, Ali segera menghampiri Prilly. Di tepuk pelan pundak gadis itu yang membuat Prilly menoleh.

"Maaf buat kamu menunggu lama" ucap Ali.

"Its okay, duduk" balas Prilly dingin.

Ali pun duduk berhadapan dengan Prilly yang sedari tadi memasangkan wajah dinginnya. Gadis itu sulit di tebak, apalagi tatapannya.

"Kamu mau bicarakan tentang apa?" Tanya Ali dengan nada lembut.

Prilly menatap Ali dingin. Andaikan Ali tidak di jodohkan dengan Prilly dan tidak menjatuhkan hatinya kepada siapapun, Prilly pasti akan mengagumi ketampanan Ali. Namun itu hanya andai saja, nyatanya ia benar-benar tidak bisa.

"Ada satu hal"

Ali menatap lekat Prilly dan mencoba menebak, apa yang akan gadis itu bicarakan padanya.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang