Part 18

7.3K 462 12
                                    


****

Sore hari, Ali tampak sudah rapih menggunakan tuxedo hitam. Sedangkan Prilly, ia menggunakan dress panjang warna yang senada dengan Ali. Yap! Hari ini mereka akan menghadiri acara pertunangan sahabat Ali yang bernama Mecca dengan seorang pilot bernama Gerry yang juga teman Ali semasa Ali kuliah di German. Gadis keturunan Indo-Italia tersebut memang jarang sekali bertemu dengan Ali belakangan ini. Namun mereka tak pernah lupa untuk saling berkomunikasi.

"Kau sangat cantik sekali, sayang" puji Ali saat melihat penampilan Prilly sore ini.

Prilly pun tersipu malu. Meski ini bukan pertama kalinya ia mendapatkan pujian dari Ali, namun sensasi yang ia rasakan masih tetap sama. Ali pun tersenyum manakala melihat Prilly tersipu karenanya. Di rengkuhnya pinggang Prilly seakan-akan Prilly akan pergi meninggalkannya.

"Aku tak akan membiarkan istriku tercinta ini di miliki oleh orang lain selain diriku, tidak ada satu pun yang bisa" ucap Ali posesif.

Prilly mengulas senyumnya. Sama halnya yang di lakukan Ali, Prilly pun tidak akan membiarkan Ali berpaling darinya walaupun di luar sana banyak sekali perempuan yang lebih cantik darinya.

"Aku milikmu, Ali" sahut Prilly dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajah cantiknya.

Ali mengecup kening Prilly dengan penuh kelembutan.

"Yuk kita berangkat sekarang, takut terlambat" ujar Ali.

Mereka pun segera menuju lobby hotel. Ali pun tak pernah melepaskan rengkuhannya di pinggang Prilly sehingga membuat semua orang pun menatap mereka iri. Bagaimana tidak, Mereka sangatlah serasi. Yang Pria tampan menarik perhatian para kaum hawa, sedangkan wanita yang ada di samping itu juga menarik perhatian orang karena aura kecantikannya.

****

Acara pertunangan Gerry dan Mecca sangatlah megah dan mewah, para tamu yang datang pun tak luput dari kalangan para pilot dan para petinggi. Namun, kedatangan Ali dan Prilly menjadi sorotan para tamu yang datang ke acara pertunangan tersebut.

"Akhirnya lo datang juga"

Sontak Ali dan Prilly menoleh ke arah sumber suara dan di dapati sosok perempuan cantik menggunakan gaun yang sangat indah.

"Mecca" sapa Ali.

Yap! Wanita berparas cantik itu adalah Mecca. Mecca membalas sapaan Ali dengan senyuman khasnya, namun pandangan gadis berparas cantik itu beralih ke arah Prilly yang berada di samping Ali. Dalam hatinya, Mecca memuji kecantikan Prilly pada malam ini.

"Di samping lo siapa, li?" Tanya Mecca penasaran.

"Dia Prilly, istri gue. Dan sayang, dia Mecca. Sahabatku" ucap Ali.

Mecca pun mengulurkan tangannya dan di terima oleh Prilly. Baik Mecca maupun Prilly, mereka pun melemparkan senyum manis mereka.

"Prilly"

"Mecca"

"Kok kalian nikah gak undang-undang gue? Parah banget lo li, gue berasa gak di anggap jadi sahabat lo" celetuk Mecca sedikt kesal kepada Ali karena tak bisa menyaksikan pernikahannya dengan Prilly.

Ali terkekeh mendengarnya.

"Bagaimana caranya gue undang lo, mec. Lo kan super sibuk di Italia" cibir Ali.

Mecca menyengir kuda menampilkan deretan giginya.

"Baiklah, semoga kalian terus bersama ya. Langgeng sampai kakek nenek" sahut Mecca.

"Amiin" seru Ali dan Prilly bersamaan.

"Gue gak bisa temani kalian lama-lama di sini, gak apa-apa kan?" Ucap Mecca.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang