Part 27

5K 323 12
                                    

****

Brakkk!!!

"Angkat tangan" seru Polisi sambil mengarahkan pistol ke arah perempuan yang bernama Rebecca itu.

Namun gerakan Polisi kalah cepat dengan Rebecca, wanita itu lebih cepat mengarahkan sebuah pistol tepat di kening Prilly.

Ali yang baru saja berada di ruangan tersebut terlonjak kaget melihat siapa yang sudah menyekap Prilly. Yap! Sahabatnya dan Rian. Ia tak mempercayai apa yang baru saja ia lihat, tubuhnya bergetar hebat.

'Oh God, ini tidak mungkin' batin Ali.

Ali berjalan dan berhenti tepat di depan polisi, matanya berkaca-kaca melihat istrinya terikat dengan keadaan yang sama sekali ia tidak bisa membayangkan.

"Prilly" lirih Ali.

Sedangkan Prilly yang melihat Ali datang pun menintikan air matanya. Sungguh ia ingin sekali memeluk tubuh Pria yang sangat ia cintai itu, rasa rindu melanda benak Prilly. Namun ia tidak bisa apa-apa, tangan dan kakinya terikat erat pada bangku yang ia duduki.

Tatapan Ali kini tertuju pada Rebecca, amarahnya kepada wanita itu memuncak saat tahu kenyataan bahwa Rebeccalah yang sudah menyekap Prilly.

"Untuk apa kau menyekap Prilly, Becca?" tanya Ali.

Rebecca masih mengarahkan pistol itu ke arah Prilly, tentu saja Ali sadar bahwa ia tidak boleh gegabah saat ini karena itu bisa saja membahayakan nyawa Prilly yang tengah di pertaruhkan.

Rebecca tak menjawab pertanyaan yang Ali lontarkan dan tentu saja hal ini membuat Ali geram dengannya.

"Jawab, Becca. Untuk apa kamu menyekap Prilly? Dia salah apa sama kamu?" bentak Ali tak sabar.

Rebecca melempar tatapan tajam ke arah Ali.

"Untuk apa? Salah apa? Karena dia aku tidak bisa mendapatkanmu, Ali" ucap Rebecca.

Ali terdiam, cinta sudah membutakan hati Rebecca. Rebecca yang ia kenal sangat periang dan baik, kini berubah drastis karena cinta. Ali menghela nafasnya pelan.

'penyebab semua ini adalah aku' batin Ali yang menyalahkan diri sendiri.

"sadarlah, Becca. Di luar sana masih banyak pria yang jauh lebih pantas untuk kau cintai, bukan aku. Aku sudah di takdirkan untuk Prilly dan selamanya akan seperti itu" ucap Ali mencoba menyadarkan Rebecca atas yang ia buat.

"kenapa kamu tidak pernah melihat cintaku ini, li? Dari kita SMA kau tidak pernah sedikit pun anggap aku sebagai wanita, bukan sebagai sahabat yang sering kau bilang padaku" seru Rebecca.

Polisi terus memperhatikan gerak-gerik Rebecca, mereka harus bergerak ketika wanita itu jengah.

"karena aku tidak pantas untuk wanita sesempurna kamu, becca. Sampai kapanpun kita tidak bisa bersama karena Tuhan hanya ingin kita jadi sahabat, takdir yang menentukan kita meskipun yang menjalani takdir adalah kita sendiri" jelas Ali hati-hati.

Mata Rebecca berkaca-kaca mendengar perkataan Ali. Ini saatnya para polisi bergerak, dengan gerak cepat polisi menangkap Rebecca. Sedangkan Ali, ia pun segera membuka ikatan tangan serta kaki Prilly. Hatinya teriris melihat beberap luka memar pada tangan dan kaki Prilly.

Prilly memeluk tubuh Ali erat, air matanya terus keluar dari kelopak matanya. Dalam hatinya, ia mengucapkan terima kasih pada Tuhan karena sudah melindunginya.

"terima kasih, sayang" lirih Prilly.

Ali melepaskan pelukan Prilly, ia pun menangkup wajah Prilly. Di kecupnya bibir Prilly lembut, ia bersyukur karena tidak menunggu waktu lama untuk mencari Prilly.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang