Part 12

8.4K 501 14
                                    


****

"Kamu serius gak mau ikut Ali, Prill?" Tanya Mamah Ully meyakinkan.

Prilly terdiam. Di dalam lubuk hatinya, gadis itu tidak rela Ali pergi ke negeri matador tersebut selama 2 bulan dan ia ingin ikut bersama pria yang telah menjadi suaminya itu. Namun Prilly masih belum bisa meninggalkan kuliahnya. Prilly menghela nafasnya pelan.

"Sebenarnya Prilly mau banget ikut Ali, mah. Tapi bagaimana dengan kuliah dan toko kue Prilly yang Prilly tinggal nanti nanti?"

Mamah Ully mengulas senyumnya.

"Kamu gak usah pikirkan kuliah kamu dulu. Yang terpenting, kamu ikut Ali ke Spanyol. Kamu itu harus selalu berada di samping suamimu kemana pun dia pergi. Itu kewajiban sebagai seorang istri" pesan Mamah Ully.

Ucapan sang Mamah membuat Prilly terdiam. Sebenarnya gadis itu bingung dengan sikapnya selama ini terhadap Ali, ia tidak mengerti akan perubahan sikapnya tersebut.

****

Ali tampak tengah mengemasi barang-barangnya ke dalam koper, tiba-tiba ia mendengar suara pintu terbuka. Tanpa menoleh ke arah pintu pun Ali sudah mengetahui siapa gerangan yang masuk ke dalam kamar, siapa lagi kalau bukan Prilly.

"Gue mau ikut lo ke Spanyol" ucap Prilly.

Sontak Ali mendongakan kepalanya agar menatap Prilly mecari sebuah keseriusan.

"Kamu serius?" Tanya Ali meyakinkan.

Prilly menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Emangnya lo kerja apa?" Tanya Prilly penasaran.

Ali tersenyum, kemudian kembali mengemasi barang-barangnya "Sampai di Spanyol kamu akan tahu pekerjaan aku yang sebenarnya" balas Ali penuh teka-teki.

Prilly menatap Ali dalam diam. Teka-teki lagi? Pikir Prilly dalam hati.

****

Hari pun berganti membawa Ali dan Prilly berada di Bandara Soekarno-Hatta. Yap! Hari ini mereka akan terbang menuju Barcelona, Spain. Kedua orang tua Prilly pun turut mengantar keduanya ke bandara sebelum mereka pergi selama 2 bulan di sana.

"Kalian di sana baik-baik ya. Prill, ingat pesan mamah ke kamu" ucap Mamah Ully.

Prilly tersenyum, kemudian ia memeluk tubuh sang Mamah. "Iya, mah. Aku akan ingat pesan-pesan Mamah, Mamah juga baik-baik di sini ya, Prilly pasti kangen banget sama Mamah" sahut Prilly.

Sedangkan Papah Rizal, pria paruh baya itu memeluk tubuh menantunya sambil memberikan pesan kepadanya.

"Jaga Putri papah selama di sana ya, li" ujar Papah Rizal.

"Tanpa Papah bilang, Ali akan menjaga Prilly lebih dari Ali menjaga Ali sendiri. Pah" balas Ali membuat Papah Rizal tersenyum karena ia yakin jika Ali tidak akan mengecewakannya.

****

Setelah menempuh perjalanan penerbangan kurang lebih 20 jam, akhirnya Ali dan Prilly tiba di Bandara International Barcelona El-Prat. Ali dan Prilly pun melangkahkan kakinya menuju luar bandara, namun Prilly tampak bingung manakala beberapa pekerja di Bandara tersebut menyapa Ali dengan sebutkan captain. Sedangkan Ali, ia membalas sapaan orang tersebut dengan senyuman. Captain? Apa Ali seorang Captain? Tapi Captain apa? Pikir Prilly dalam hati. Entahlah, ia akan mempertanyakan hal tersebut nanti.

"Kita tinggal di hotel atau apartemen?" Tanya Prilly.

"Kita akan tinggal di apartemen" balas Ali lembut.

Ali dan Prilly pun bergegas menuju sebuah apartemen dengan taksi. Yap! Tanpa Prilly ketahui bahwa Ali memang sudah lama mempunyai apartemen di Spanyol di kala ia di berikan tugas penerbangan di Spanyol. Jarak dari Bandara El-Prat menuju apartemen memang di bilang lumayan jauh, sehingga Prilly tak kuasa menahan rasa kantuknya. Gadis itu pun tidak sadar menyandarkan kepalanya di bahu Ali.

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang