24

6.8K 505 3
                                    

Alec terus melayangkan tinjunya pada wajah polos Landon yang kini sudah babak belur di bawah kakinya. Ia sudah muak dengan sikap semena-mena pria kurang ajar yang bermain dengan istrinya saat ia sendiri masih belum melihat wajahnya sejak kejadian malam tadi.

Pria di ujung kakinya itu kini mengerang kesakitan dengan darah mengucur di sudut bibirnya yang sudah membiru. Kemejanya juga menjadi kotor oleh lumpur dan kerikil kecokelatan.

"A-apa-apaan, sih, lo?" Tanya Landon berusaha mengumpulkan suaranya yang masih tercekat di faringnya lantaran terkejut bukan main tiba-tiba mendapat serangan dari seseorang yang tak diduganya.

Alec kembali menjatuhkan kepalan tangannya di pipi kiri Landon hingga pria itu terhentak ke atas, "Lo yang apa-apaan!"

Mereka beruntung bahwa pekerja yang lain tengah beristirahat di dalam kantor temporer sehingga tidak melihat kejadian mengenaskan ini. Khususnya untuk Landon yang merintih kesakitan menerima pukulan demi pukulan dari pria yang notabenennya adalah bos tertingginya.

Landon sendiri masih terkejut akan kehadiran Alec yang terbilang sangat-sangat tiba-tiba dan tak terduga. Dua jam lalu, ia dapat melihat jelas bahwa Alec pergi dengan Rovernya setelah memberikan briefing singkat. Alec bilang sedang terburu-buru lantaran ada meeting di suatu tempat yang agak jauh dari letak proyek tersebut.

Dan kini, pria sibuk itu justru di sini, melayangkan tinjunya atas alasan yang belum Landon ketahui. Hingga membuatnya kehilangan rasa pada wajahnya sendiri.

"Jauhin Raine!" Bentak Alec menarik kerah kemeja Landon hingga punggungnya terangkat sedikit dari tanah becek di bawah mereka.

Landon menyeringai, membuat wajahnya jadi terlihat lebih menyeramkan lagi, "Oh, jadi ini soal Raine."

Alec menggeram kemudian mendorong kepala Landon hingga membentur tanah. Ia menekan lututnya di atas dada pria itu, namun rasa sakit tak membuat seringai itu menghilang begitu saja. Landon justru semakin menunjukkan wajah menantangnya.

"Emangnya lo siapa larang-larang gue buat deketin dia? Toh, dia juga terima-terima aja gue deketin." Tantang Landon membuat satu pukulan kembali mengenai pipi kanannya yang mulai lebam.

Alec mendesis tajam, "Brengsek! Gue suaminya!"

"Suami kontrak," koreksi Landon mendorong tubuh Alec hingga menyingkir dari dadanya.

Alec menggeram dan kembali mendorong tubuh Landon hingga pria itu kembali terjatuh. Ia merasa bahwa Landon mulai mempermainkannya. Pertama, pria itu masih berani mengajak Raine kencan ketika ia sudah tahu bahwa Raine adalah istrinya. Kedua, pria itu bahkan masih gencar mendekati Raine seolah ia bukan apa-apa.

Dan kini, baru saja ia mendapat laporan dari Nate bahwa salah seorang pegawai mengatakan bahwa Landon mencium Raine. Tanpa sepengetahuannya. Alec yang masih belum selesai dengan meetingnya, langsung pergi begitu saja untuk memberi bocah tengil itu pelajaran karena telah bermain-main dengan Raine.

Dengan miliknya.

"Lagian, kalau kalian udah cerai Raine juga bakalan jadi punya gue." Tukas Landon menyulut amarah dari Alec.

Alec kembali menghajar Landon dengan segala emosinya yang sudah meluap-luap, "Bacot, lo, jangan kepedean!"

"Gue serius, jadi lo tenang aja. Gue bakal ambil tanggung jawab lo bentar lagi."

Alec menggeram dengan emosi yang meledak-ledak. Baru saja ia akan mematahkan tulang hidung pria yang kini mengerang kesakitan, seseorang langsung menarik bahunya menjauh. Dan seseorang lainnya membantu Landon bangkit dari tanah dengan wajah babak belur.

Beautiful ScarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang