Prolog

157 7 0
                                    

"Kaki menapak berjalan bersama waktu yang terus melaju. Mau tak mau, masa demi masa harus berpindah dan berpisah melangkah didepan arah. Tak peduli kondisi hati, juga tak peduli soal rasa.

Benci kepada perpisahan dapat membuahkan rindu yang menggebu. Kenangan kadangkala bertamu dalam ruang hati yang kini sunyi. Apalah daya, masa yang telah lalu tak dapat terulang dimasa baru. Mungkin sedikit penyesalan dan dendam lantaran marah sebagai pelengkap kisah.

Maksud hati tak ingin mengungkit, tetapi kerinduan. Semakin lama semakin membukit.

Tak perlu kau menjelaskan. Karena semestapun tau kita pernah bahagia bersama dibawah langit yang sama. Dan bumipun tau kita pernah berduka bersama dibawah guyuran air Tuhan.

Tuhan izinkan kita untuk berjumpa walau akhirnya Dia pisahkan dunia kita. Pedih memang harus ku tanggung sendiri setelah kehilangan sosokmu. Pergi jauh dari pandangan. Kini, aku hanya menunggu waktu. Bila Tuhan telah izinkan, aku akan menyusulmu yang telah dulu pergi."

***

Selamat membaca dan semoga terhibur...
.
.
.

Agar tidak terjadi kesalahfahaman, mohon membaca cerita sampai akhir..

Terimakasih..

Tuan Cokelat [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang