3. Gebetan !?

63 5 0
                                    


Waktu yang Tuhan jatah untuk malam hari rasanya masih kurang bagiku. Aku mungkin terlalu bahagia dalam mimpiku sehingga aku tak ingin kembali ke dunia nyata. Akan tetapi kufikir dunia nyata sama indahnya dengan mimpi. Bagaimana tidak? Orang-orang menganggapku sebagai simbol mentari yang selalu memberi kehangatan. Tapi jangan pernah lupa bahwa aku juga bisa menjadi badai.

Aaargghhh....

Lagi-lagi aku kesiangan. Dan aku tau jika aku kesiangan, konsekuensinya adalah sial sepanjang hari.

Dan benar. Saat aku melewati ruangan guru, aku di cegat oleh wali kelasku, Bu Wily...

"Hei.. Aqiba!! Sini!!"

Aduhhh...
Aku telat 5 menit.
Mati aku..

Jika seorang siswa kesiangan, maka jangan harap bisa belajar di kelas hari ini. Aku pasti akan di suruh untuk pulang kembali....

"Ya Allah... Lindungilah hamba dari semua ancaman ini. Tolonglah hamba... Kumohon..."
Aku berdo'a kerap dalam hati.

Akupun memenuhi panggilan sang wali kelas meski kakiku berat untuk melangkah.

"Iya, Bu. Saya?"

"Kamu ikut ke ruangan Ibu !"

"Baik,Bu"

Aargghh..

Setelah tiba di ruangan Bu Wily...

"Ini buku LKS kamu belum di bawa. Ibu nyuruhnya kemarin tapi enggak di bawa-bawa".

Huft..
Aku selamat, aku kira akan di gantung di tiang bendera. Hihi

***

Akupun berlari menuju kelas. Dan memang benar sial, saat menaiki anak tangga yang terakhir, rok depanku yang terlalu panjang terinjak olehku...

Bruugh....

Aku jatuh tengkurap dan buku yang aku bawa berantakan di atas lantai. Di depanku ada anak-anak kelas 10 IPS 1. Laki-laki semua lagi... Mereka mentertawakanku....
Sial sial.. Sakitnya tak seberapa, tapi malunya ituuu...

***

"Shan, lihat siapa tuh!"
Sahut Inka sembari menyenggolku.

Ku lihat Bu Wily berdiri di depan kelas dengan seorang pemuda bertopi sekolah.

"Emh... Lumayan ya Ka!"
Ujar ku pada Inka.

"Beneran di gebet?"

Aku hanya tersenyum.

"Hai teman-teman! Nama saya Adli. Saya dari Tanggerang. Adli harap, temen-temen semua bisa nerima Adli di kelas ini "

"Baiklah Adli, silahkan duduk di kursi yang kosong di belakang sana"

**

Anak baru yang bernama Adli itu duduk di samping tempat dudukku.

"Hai Adli ! Aku Shana Aqiba"

"Hai Shana Aqiba!"

"Kamu bawa buku Al-Qur'an Hadist?"

"Oh, emangnya sekarang pelajaran Al-Qur'an Hadist, ya?"

"Iya. Kamu sebelumnya tau enggak pelajaran ini?"

"Taulah, Adli kan alumni Tsanawiyah, bukan SMP"

"Emangnya di Tanggerang ada Tsanawiyah?"

Dan bla bla bla bla....

Aku dan anak baru berkawat gigi ini terjebak dalam pembicaraan asyik yang tak ada ujungnya.

***

Saat istirahat tiba, seperti biasa, aku bersama teman-teman pergi ke kantin.

"Woy, tau engga? Si Shana beneran gebet anak baru itu lohh.."
Cibir Inka.

"Iya Ka, bener banget. Tadi aja dia senyum-senyum ke si Adli. Ciyyee Shana, ciyyee "
Sani menimpal.

"Apaan sih Sani !!"

"Aaah, malu-malu gitu..."

"Eh, Sani !! Sini lo !!"

Akupun mengejar Sani dan menarik-narik kerudungnya...

Apa?! Gebetan ?!Mereka bilang Anak baru itu gebetanku ?!
Hemm..

***

Tuan Cokelat [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang