13. Keajaiban

20 4 0
                                    

"Tuan Cokelat, kamu adalah ibarat kembang tidur saya. Jika kamu ada dan memandang saya, itulah mimpi indah saya. Jika ini mimpi, saya masih sadar kok. Tapi jika ini nyata, kamu adalah puzzle bagi saya"

~Shana Aqiba~  

***


Seperti tugas karya ilmiahku, aku harus mencari informasi sendiri mengenai kak Cokelat, mencari tau kebenaran dari berbagai hipotesis dan merangkainya dalam sebuah kesimpulan. Hanya kesimpulan yang aku perlukan.

"Shana, kemarin tanggal sembilan Mei kak Rangga ulang tahun, ya?" tanya Lulu padaku ketika kelas sedang free.

"Enggak tau" ucapku asal.

"Nih, ada pemberitahuan di akun facebooknya. Banyak yang ngucapin juga"

Lulupun menyerahkan handphone-nya padaku. Setelah aku lihat, ternyata benar. Satu hari yang lalu dia berulang tahun. Aku hanya tersenyum.

"Yang keberapa, Lu?" tanyaku penasaran.

"Gak tau, Shan. Kayaknya yang ke-tujuh belas tahun. Soalnya dia lahiran tahun sembilan delapan"

"Wah, seumuran, dong!" kejutku.

Jika benar tanggal sembilan Mei, aku hanya berbeda enam hari dengan kelahirannya. Tapi, aku tak semudah itu untuk percaya. Mungkin saja dia memalsukan kelahirannya di sosial media. Sebab kebanyakan mereka juga memalsukannya. Termasuk aku. Aku hanya memalsukan tahun kelahiranku.

"Eh, Shan! Menurut Shana, kak Rangga udah punya pacar belum?"

Aku terkejut dengan pertanyaan Lulu. Aku saja yang punya ceritanya tidak ada fikiran kesana.

"Kalo menurut Lulu gimana? Udah punya atau belum?" aku bertanya balik.

"Kalo menurut aku sih, belum deh, Shan. Soalnya lihat tingkahnya aja sama kayak kamu. Masih polos dan kayak kekanak-kanakan gitu. Ditambah cuek. Mustahil banget kalo udah punya pacar"

"Lah. Kok gitu? Gak ada yang mustahil di dunia ini jika Tuhan  berkehendak. Entahlah, Lu. Aku tak tau"

Benar. Sedikitpun tak pernah terbesit dalam fikiranku tentang pacar kak Rangga. Aku benar-benar polos karena aku belum berpengalaman dalam hal ini.

Yang terbesit dalam fikiranku adalah aku ingat, sebelum aku jatuh cinta kepada kak Rangga, dulu lelaki yang aku tunjuk dan aku bilang anak basket tidak keren adalah kak Rangga. Aku juga ingat ketika beberapa waktu yang lalu aku bertabrakan dengan pemuda di gerbang sekolah itu adalah kak Rangga juga.

Tetapi sekarang kak Rangga telah banyak berubah. Yang semula rambutnya sedikit gondrong dan acak-acakan, kini rambutnya pendek dan rapi. Yang semula tubuhnya kecil kering, kini tubuhnya mulai berisi. Yang semula wajahnya tak terawat, kini kak Rangga terlihat sangat tampan dan manis. Yang semula kak Rangga hanya siswa biasa, kini kak Rangga famous di sekolah ini. Selain wajahnya yang tampan, mugkin karena ia juga mengikuti banyak ekstrakulikuker dan aktif diberbagai organisasi sekolah membuat kak Rangga kini menjadi tenar.

Aku semakin tidak dapat melihat kekurangan dalam dirinya. Kak Rangga bagiku adalah seumpama bintang gemintang yang gemerlapan di langit malam yang lenggang dan aku hanyalah sebuah pohon yang tak bisa menyentuh bintang-bintang itu. Kak Rangga begitu berbinar dalam ruang hatiku seterang cahaya bulan purnama ditengah gurun malam.

Tuan Cokelat [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang