Astaghfirullah...
Aku segera berlari keluar sembari menunduk.
*
"Shan, kamu harus tau. Kak Cokelat kamu itu nyebelin banget tau!", ujar Laila ketika kami tengah berada di taman sekolah."Iya?! Nyebelin gimana, Laila?", ucapku dengan penuh antusias.
"Kemarin pas acara MPLS kan Osis yang jaga di kelas IPA 3 itu aku sama kak Rangga, ya. Aku kan bawa konsumsi buat guru yang ngasih materi di kelas kita. Eh, tau gak apa yang dia lakuin?"
"Apa?"
Bukannya menjawab, Laila malah menyentuh lenganku pelan. Tetapi Laila tersenyum dan matanya seperti menatap seseorang yang berada dibelakangku.
"Apa sih, Laila?", desakku padanya.
"Bentar, Shan. Ada..", bisik Laila sembari masih tersenyum dan matanya seperti mengekori orang yang ia senyumi di belakangku.
"Ih, kamu mah. Gak peka. Ada kak Rangga lewat di belakang kamu."
"Mana, mana?"
Akupun menoleh ke belakang ku. Dan benar saja, disana ada kak Rangga yang tengah berjalan beriringan dengan kak Irhas.
"Tadi kak Rangga liatin kamu, Shan."
Akupun menoleh kembali kepada kak Rangga. Namun kak Rangga yang semakin menjauh justru tengah asyik berbicara dengan kak Irhas.
"Mana? Orang si Cokelat lagi asyik ngomong sama kak Irhas kok", ucap ku tak percaya.
"Ya udah kalo gak percaya. Eh, disambung, ya yang tadi. Tau gak yang dia lakuin? kak Rangga rebut makanan yang dipiring yang buat guru. Dia ambil wafer yang isi keju. Nyebelin, kan? Jadi aku harus balik lagi bawa wafernya."
"Bener? Ahaha..."
Kami pun tertawa.
"Eh, kayaknya kak Cokelat itu suka sama keju, deh, Shan. Pas di ruang Osis juga kan ada wafer keju tuh. Eh, dia ambil banyak-banyak lalu dimasukin ke sakunya. Nyebilin memang, Ahaha..."
Oh, ternyata Tuan Cokekat itu suka keju, ya?
***
"Shana!", panggil Anisa ketika kami sedang berbenah di kelas baru kami.
"Iya, Anisa?", jawabku sembari menghampiri Anisa yang berada di ambang pintu kelas.
"Aku mau ngasih kabar sama kamu. Tapi aku juga gak tau maksudnya apa?"
"Kabar apa memang?"
"Kak Rangga suka lihatin kamu, ya?"
Aku tertawa. Rupanya Anisa mengamati gerak-gerik kami.
"Emang kenapa gitu?", tanyaku penasaran.
"Enggak. Aneh aja. Tadi pas kita mau keluar gerbang. Kan yang jaga gerbang itu kak Rangga, ya. Nah, temen-temen yang lain yang pada lewat gak dilihatin. Tapi pas kamu yang lewat, dia tuh lihatin kamu terus sampe kamu keluar pintu.
Terus juga tadi pas kamu lagi ngobrol sama Laila di taman, kak Rangga sama kak Irhas lewat di belakang kamu. Nah kak Rangga juga lihatin kepala belakang kamu. Pas kamu noleh, kak Rangga ke yang pura-pura ngobrol sama kak Irhas. Emang kalian udah pada kenal?", terang Anisa.Aku tak menyangka. Ternyata banyak mata-mata disini yang memperhatikan gerak-gerik aku dan kak Rangga. Lulupun sering kali laporan kepadaku tentang kak Rangga yang selalu melihatiku.
Jika begini jadinya, bagaimana aku tidak bahagia? Bagaimana juga aku tidak menaruh harap. Karena apa yang kak Rangga lakukan sama saja dengan menabung harapan dalam benakku.
"Ckck... Emang gimana lihatinnya?", tanyaku disela tawa.
"Gini nih..", Anisapun memperagakan apa yang dilakukan kak Rangga.
"Pfft..Ahaha..."
"Shana!! Aku nyariin sapu kesana-kemari. Eh, tau-taunya kamu yang pegang. Mau dipake gak, Shan?", ucap Risma.
"Nih, kalo mau ambil aja", aku mengangkat sapu itu kepinggir. Tetapi,
Plakk...
Sapu itu mengenai wajah Muhiban yang sedang berjalan disampingku.
"Duh... Apa, sih?! Sapu itu buat nyapu bukan buat nabok orang!!", seru Muhiban.
"Hehe.. Maaf, Ban. Mau tambah lagi? Ckck..."
***
"Gitu, lu ceritanya. Gue bener-bener butuh kepastian, Lu. Apa, sih maksudnya lihatin gue? Sampe-sampe orang-orang pada tau, lu", ceritaku pada Lulu selepas kami pulang sekolah.
"Iya juga, sih. Kalo gitu juga aku penasaran, Shan", ucap Lulu.
"Lu, kayaknya gue gak boleh mati dulu, deh"
"Emangnya kenapa, Shan?"
"Kalo gue matinya sekarang-sekarang, gue bakalan jadi arwah penasaran", kataku.
"Ckck.. arwah penasaran gimana maksudnya? Shana mah ada-ada saja", Lulu terkekeh.
"Iya, lu. Bakalan jadi hantu pencari kepastian, ahaha..."
"Emangnya ada gitu, Shan? Ckck... Shana mah aneh".
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Cokelat [REVISI]
Teen FictionSaya tau..... Dalam kebisuan, ada keinginan untuk Mengungkapkan. Dalam matamu, terdapat Isyarat hati yang Tersembunyi. . . . Dan satu yang harus kamu tau. Manik-manik dalam kehidupan remaja Saya adalah... KAMU