35. Pergi Menyusul

12 2 0
                                    

Siap-siap baper, ya😁

*

"Astaghfirullah. Makannya, kalo jadi orang tuh jangan suka kepedean. Yang lihatin itu wajar saja. Kan saya punya mata. Bukan suka lihatin orang itu"

Kalimat itulah yang kudengar dari suara kak Rangga di voice note whatsapp. Sekarang sudah jelas. Selain mencintai dalam diam, ternyata aku bertepuk sebelah tangan.

Dalam lubuk hati, aku masih belum percaya apa yang dikatakan Rangga itu. Bohong. Aku tau dia bohong. Mana mau dia mengaku kepada teman-temanku yang tak dikenali oleh Rangga. Gengsi. Aku tau itu alasannya. Aku bukan orang bodoh yang dibutakan oleh cinta. Aku tau aku terlalu percaya diri, tapi aku masih punya akal yang sehat untuk menafsirkan tingkah Rangga. Aku hanya ingin dia mengaku. Itu saja.

Meskipun demikian, aku masih punya sahabat yang kini semakin erat. Aku masih punya banyak teman sebagai pelipur lara ketika aku berada dikelas. Teman sekelas bagiku adalah seperti keluarga kedua setelah dirumah.

Aku senang dapat berteman dengan mereka. Seperti saat ini. Kami selaku kelas dua belas di semester lima akan mengikuti acara ulang tahun sekolah, yaitu acara terakhir bagi kami di sekolah ini. Kami akan mengikuti lomba paduan suara. Kelas sudah disulap seperti ruangan make over.

Yang membuat aku terkesan adalah saat kami sekelas sibuk mondar-mandir kesana-sini untuk mempersiapkan segalanya, ditambah suara nyaring dari para gadis dikelasku yang membuat gendang telingaku terganggu. Yang perempuan sibuk dengan make-up nya. Yang laki-laki sibuk dengan sendawa dan tingkah konyolnya. Sesekali, ruangan kelas digemakan dengan suara tawa mereka.

Aku melihat wajah teman-temanku serasa mereka sudah pantas untuk mendapat julukan 'Mahasiswa'.

Teman, sadarkah kita. Bahwa beberapa bulan yang akan datang, waktulah yang akan memisahkan kita semua. Aku mungkin akan rindu dengan masa-masa ini.

Aku pernah bertanya kepada orang-orang tua. Dari masa SD, SMP atau SMA, masa manakah yang paling indah dan berkesan? Mereka menjawab masa SMA. Ya, benar. Karena apa? Mungkin karena dua faktor.

Kemungkinan faktor yang pertama adalah, persahabatan. Fakta ilmiah mengatakan, persahabatan yang dijalin sejak usia 18 tahun akan dipastikan langgeng. Karena apa? Karena diusia 17-18, kedewasaan sudah mulai terbit dalam dirinya. Jika kedewasaan mulai tertanam, maka sikap bijaksana, musyawarah, saling memahami, saling mengerti, rasa empati dan rasa simpati antar individupun mengikuti.

Faktor kedua adalah asmara. Memiliki ataupun tidak memiliki, pada usia ini bukan lagi disebut sebagai cinta monyet, atau asmara yang main-main. Sebab, perasaan dan hormon dalam usia ini sudah terbilang cukup matang untuk menjalin hubungan yang serius.

Dan kisah asmara cinta pertama itu paling banyak terjadi di masa ini. Percayalah, berhasil menjalin hubungan sampai pelaminan atau tidak berhasil menjalin hubungan dengan cinta pertama, akan memberikan dampak bagi dirimu dimasa depan. Setidaknya dari segi penampilan, gaya bahasa atau kepribadian.

***

Senin pagi ini, jadwalku untuk kontrol rawat jalan di sebuah rumah sakit. Aku bersama Papah berangkat menggunakan sepeda motor.

Aarghh..
Bruukk...

Suara tabrakan di belakang motorku mengagetkanku dan Papah. Aku tak sempat melihat sebab Papah melajukan sepeda motornya dengan kecepatan yang tinggi.

Tuan Cokelat [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang