Part 1 | Binar Cinta

46.5K 1.5K 19
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
-----------

Antusias siswa yang berkeliaran keluar dari tempat yang membosankan alias kelas beserta guru killer-nya membuat para siswa bernafas lega serta menghembuskan nafasnya kuat-kuat.

Tapi tidak bagi seorang gadis lugu berhijab yang bernama Salma. Dia masih setia di depan mejanya ditemani buku dengan tangan yang menari-nari indah di atas halaman bukunya. Menurutnya, guru killer merupakan guru yang paling menjaga amanahnya, karena secara tidak langsung guru tersebut benar-benar mengamalkan apa yang seharusnya diajarkan kepada murid-muridnya lewat disiplin yang ia punya.

Setelah dirasa cukup, Salma mulai merapikan alat tulis yang berada di atas mejanya. Dia berencana ke kantin sejenak untuk mengistirahatkan pikirannya yang mulai lelah.

Saat berada di ambang pintu, dia berpapasan dengan ketua kelasnya. Ya, dialah Ziad siswa terpandang yang di juluki sebagai most wanted di sekolah ini. Dia juga memiliki seorang kembaran yang tak kalah most wanted di sekolah dialah Zahra, gadis pintar sekaligus cantik yang kelasnya bersebelahan dengan kelas Salma. Menurut Salma tatapan ketua kelasnya akhir-akhir ini memanglah tak biasa.

Ada yang beda dengan orang ini ?Aneh.

Batin Salma sambil berlalu menatap tatapan Ziad untuknya.

Apa iya murid most wanted itu benar-benar tidak mempunyai pekerjaan, hingga berdiri tegak di samping pintu keluar kelas sambil melihat lalu lalang siswa ? Ya mungkin disibukkan dengan gebetannya ? Dilihat dari berita yang selalu mengangkat satu siswa itulah yang menjadi trending topik pembahasan kaum hawa di sekolah ini. Sambung Salma dalam hati.

Salma melanjutkan langkahnya menuju kantin. Matanya berkeliling mencari seseorang yang telah ijin terlebih dahulu ke kantin meninggalkan dirinya di kelas.

Setelah menemukan siapa yang dia cari, Salma langsung mendudukkan dirinya di kursi menghadap meja sahabatnya tanpa mengganggu apa yang sahabatnya lakoni.

Memang anak ini kalau sudah berperang dengan makanan suka lupa deh sama dunia beserta isi dan segala aktifitasnya.
Gerutu Salma dalam hati yang masih belum menyadarkan sahabatnya akan kehadirannya.

" Lho Salma ?  Kapan kesini ? Kok aku gak tahu ? Emang kegiatan rutin mencatatmu sudah selesai ? '' cerocos Nesa, sahabat Salma.

" Kalau tanya satu-satu kali, aku bingung mau jawab yang mana dulu." keluh Salma.

" Hehe..oke jawab satu persatu, '' kekeh Nesa.

" Pertama, kapan aku kesini itu sudah 5 menit yang lalu dan kamu masih asik dengan makanan yang menjadi lawanmu itu. Kedua, mengapa kamu gak tahu karena kamu terlalu asik dengan musuh yang ingin cepat-cepat kau cincang dan masuk kedalam perutmu. Dan yang terakhir, jelas banget kalau kegiatan mencatatku belum selesai nggak mungkin aku ada disini, ya kan ? '' tutur Salma panjang lebar.

" Ihh, kata-katamu selalu saja benar dan kesannya terus saja  memojokkanku." kata Nesa dengan wajah cemberut.

" Makanya kalau tanya satu-satu dong. Sudahlah aku mau pesan makan dan minum dulu, mau nambah nggak ? Aku traktir deh sebagai wujud minta maafku, gimana ? iming Salma sambil menaikkan sebelah alisnya dan hendak berdiri.

" Nah, itu baru Salma yang gue kenal, sahabat terbaik gue. Siomay satu sama jus jeruk satu ya ,'' antusias Nesa.

" Kalau bahas makanan langsung luluh, dasar bocah ini. Tapi makannya cepetan ya keburu jamnya Pak Joni nih, '' ingat Salma

" Siap bos, '' hormat Nesa kepada sahabatnya itu.

💦💦💦

Suasana kelas yang berada di ujung waktu pulang memanglah menjenuhkan apalagi dengan guru yang tak tahu menahu dimana asalnya dia menjelaskan. Semua siswapun tampak lesu dan tak bersemangat menerima pelajaran dari Pak Joni, bisa dikatakan pembawaan dari Pak Joni pun terkesan monoton sehingga antusias murid pun tak sejalan.

Tapi lagi-lagi tidak dengan Salma, ia memahami perlahan-lahan apa yang disampaikan Pak Joni walau dia sedikit sulit menerima penjelasan yang disampaikan.

Sampai fokusnya pun terbuncah karena tepukan yang lumayan keras di lengan kirinya dan pelakunya siapa lagi kalau bukan Nesa, sahabat sebangkunya.

" Apaan sih Nes, aku lagi coba mahami yang Pak Joni sampaikan nih. Awas kalau kamu gak bisa, jangan minta bantuan aku untuk jelasin ! '' kesal Salma kepada sahabatnya.

" Eh Salma liat tuh, ini tuh pemandangan yang tak mungkin di lewatkan daripada tampang Pak Joni yang sok serius itu. Ziad dari tadi mandangan gue. Eh, gue atau lo ya ? Soalnya kan yang ada di bangku ini ada gue sama lo." pikir Nesa sambil mengetuk-ngetukkan bolpoin di pelipisnya.

" Ya mana aku tahu apa yang dia pandangin, aku bukan dewi batinnya Nesa..’’ Salma yang acuh masih tetap mendengarkan yang Pak Joni jelaskan.

“Eh, tapi kamu jangan terlalu kepedean dulu ya, dia itu gebetannya banyak. Aku nggak ingin kamu nangis darah hanya karena cowok macam itu, gimana kalau kamu cuma di-php doang, aku gak rela kamu nangis karena begituan" timpal Salma lagi ketika pikirannya mengingatkan kalau ketua kelasnya bukan lelaki baik-baik.

" Hmm tapikan setidaknya gue pernah ngrasain kencan sama dia,'' khayal Nesa.

" Terserah kamu sih, I don't care ! Tapi awas kalau patah hati nyusain aku ! '' ancam Salma

" Yayaya.. Eh tapi dia mandang siapa sih, gue balas tatap masa dia gak peka, dengan segedhe gue segini nih. Apa aku tak terlihat di matanya ? '' adu Nesa dengan kalimat puitis di terakhir ucapannya.

Sejenak Salma tertawa kecil. " Tuh kan, kamu itu jangan kepedean deh." pengingat Salma yang masih setia dengan penyampaian Pak Joni.

" Kayaknya dia mandangin lo deh dari tadi. '' selidik Nesa.

Salma hanya diam, tak menghiraukan kicauan sahabatnya yang super bawel itu. Buat apa juga Ziad mandangin dia, kurang kerjaan aja.

" Eh Salma iya, dia itu mandangin lo dari tadi. Buktinya gue balas tatap dia tapi gak di gubris.'' kesal Nesa.

Astaghfirullah anak ini, dia pikir tidak dosa apa pandang-pandang lawan jenis. Batin Salma sedikit risih dan bercampur kesal karena fokusnya telah terpecah karena ricuhan sahabatnya.

" Udah deh, kamu jangan menghibur aku. Aku tidak kamu hibur pun tetap happy kok.'' balas Salma pasrah.

Memang di sisi lain, ketua kelas itu sedang mencuri pandang seorang gadis yang akhir-akhir ini membuatnya tidak bisa berhenti mengingatnya. Hanya karena sikap lugunya, tingkahnya yang apa adanya dan sikap acuhnya yang membuatnya semakin gemas. Dia pun tak tahu apa yang membuat hatinya berlabuh kepada gadis yang bisa di bilang cupu. Memang jauh dari angan dan kriterianya. Mungkin ini yang bisa disebut dengan teori cinta buta.

Pelajaran terakhir yang di balut guru yang membuat muridnya enggan membuka matanya pun telah selesai. Ditambah waktu yang sudah semakin sore yang menambah setan-setan berkeliaran menyebar virus mengantuk di semua penjuru kelas.

Semua murid bersiap-siap memasukkan barang-barangnya dengan asal ke dalam tas agar cepat meninggalkan tempat yang berasa kamar kedua mereka.

Begitupun dengan Salma yang sibuk memasukkan alat tulisnya ke dalam tas miliknya. Saat ingin berbalik hendak berdiri Salma tak sengaja menatap mata tajam milik Ziad yang tengah mengawasi gerak-geriknya sejak tadi.

Jadi benar yang dikatakan Nesa, batinnya.

Salma cukup terpaku sejenak karena balasan tatapan Ziad untuknya.
Hingga suara memecah keheningannya.

" Hai ! '' sapa Ziad.

Deg.

*
*
Bersambung...

💦💦💦
Jazakumullahu khair.
Salam, ShintaShine.
-------------------

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang