Part 12 | Sesak

13.2K 648 1
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
-------------

“ Sal, lo kenapa diam ?’’ tanya Nesa yang membuyarkan lamunan Salma.

Bismillah, mungkin dengan aku cerita pada Nesa bebanku sedikit berkurang, toh setelah ini aku tidak bersama lagi dengan Nesa, batin Salma

“ Tapi janji ya, jangan bilang siapa-siapa. Hanya kita dan Allah yang tahu. Sebenarnya ini bukanlah masalah yang cukup berarti. Bukan masalah yang patut di bicarakan dengan serius. Tapi ini berhubungan dengan hati dan perasaan. Dan cinta.’’ Salma membuang nafasnya ketika kata terakhir terucap.
Tersirat rasa sesak yang mendera di dalam dadanya.

“ Ada seseorang yang menyakiti lo ?” peduli Nesa sambil mendekat kesamping tempat tidur yang di duduki Salma

“ Tidak, tidak ada seseorang yang menyakitiku selama ini. Semuanya sangat baik dan sayang padaku.’’ Balas Salma

“ Lalu ?” ucap Nesa yang mendesak Salma untuk bercerita.

“ Tapi jangan kaget ya, dan jangan terlalu dimasukkan dalam hati dan pikiran. Aku baik-baik saja. Aku akan cerita dan jangan potong cerita aku sampai aku berhenti cerita, okay ?’’ Ingat Salma pada sahabatnya.

“ Pasti kamu tahu, waktu Ziad mencuri pandang dan ketika itu kamu begitu yakin bahwa kamu yang dia pandang. Berawal dari itulah rasa sayang tumbuh. Ya, dia memerhatikanku waktu itu. Semakin hari, sikapnya berbeda padaku. Hanya padaku. Dia yang yang keras pada setiap orang seketika melembut saat berada dihadapanku. Aku takut perilaku baiknya hanya di khususkan untukku. Bukan niat semata-mata karenaNya atau leih tepatnya dsri hati tulusnya. Aku tak ingin menjadi bahan tujuan niatnya yang salah.’’ Salma berhenti sejenak dan menengok Nesa yang berada di sampingnya.Terlihat banyak pertanyaan yang ingin di ajukan untuknya. Salma menghela napas dan hendak melanjutkan ceritanya.

“ Dan puncaknya saat di Bali kemarin, dia menyuarakan perasaannya padaku. Aku bingung harus berkata apa padanya. Bukannya aku bimbang dengan prinsip yang selama ini ku bangun. Bukan, bukan itu. Aku tak mungkin menghancurkannya hanya dengan cinta sesaat yang minim ini. Aku hanya saja bingung dengan berkata apa aku menolaknya. Aku takut jika itu melukainya. Dan parahnya, aku tetap menyakitinya. Aku menolaknya dengan kata pedas yang terlontar dengan begitu teganya. Detik itu memang aku bingung bagaimana caraku agar dia menghindar. Dan sekarang, aku berhasil membuatnya benci padaku berkat mulut jahat yang tidak terkontrol ini. Dan sungguh aku menyesal mengatakannya.” Senyum getir Salma mengakhiri ceritanya.
Matanya pun ikut berkaca- kaca menceritakan kisah pahit yang pertama dalam hidupnya.

“ Ya, aku berhasil membuatnya benci padaku, Nes .’’ ucap Salma dengan air mata yang sudah mengalir.

Menatap sahabatnya penuh luka, Nesa memeluk sahabatnya dengan erat. Dirinya pun ikut merasakan apa yang dirasakan sahabatnya. Hatinya ikut bergemuruh, ikut merasa serba salah jika berada di posisi sahabatnya.

“ Aku tahu persis rasanya Sal, aku gak munafik kok orangnya. Disaat kita dekat dengan lelaki lain yang jelas lelaki itu sayang sama kita, care sama kita pokok memberi arti bagi kita. Secara tak sengaja disitulah kita merasa nyaman. Walaupun kita sebenarnya tidak ada kata cinta. Bahkan kita bisa saja rindu akan perhatian yang dia beri pada kita. Dan membuatnya benci pada kita bukanlah hal yang mudah dan tentu menyiksa untuk di jalani. Aku tahu kamu telah nyaman padanya, ya kan ?’’ tanya Nesa menatap lekat sahabatnya.

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang