Part 18 | Beasiswa

13.1K 623 6
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
---------

Pukul tiga dini hari, Salma terbangun dari tidurnya. Memang sudah menjadi kebiasaannya terbangun di jam yang terbilang masih pagi yang merupakan waktu ternyaman menjelajahi alam mimpi.

Tapi tidak bagi Salma, disaat waktu itulah Allah menunggu kita untuk mengadu dan berkeluh kesah atas segala ujian, baik senang maupun susah yang terjadi pada siang harinya ataupun hari yang akan datang. Berbagi kisah atas apa yang dialami pada hari yang cukup melelahkan ataupun bergembira secara bersamaan.

Salma menyibak selimutnya dan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Tak lupa ia mengganti pakaian tidurnya dengan gamis hari-harinya. Kesannya tak sopan jika menghadap Allah menggunakan baju bekas dari tidurnya.

“ Allahu Akbar ..’’ Salma memulai Shalat malamnya dengan kusyuk.

Selalu ada yang dia sampaikan kepada Rabbnya. Bukan berarti ketika bermasalah, susah maupun senang Salma adukan kepada Tuhan Pemilik Hati manusia, yaitu Allah 'Azza Wajalla.
Salma cukup yakin tidak akan selamanya masalah datang. Seperti sekarang, dia mengadu dan bermunajat kepada Allah disertai hati yang berseri-seri atas nikmat yang Allah kasih hingga detik ini.

Jika Allah saja membantu ketika kita berada di ujung permasalahan, mengapa kita tidak mengadu juga ketika kita berada di puncak kebebasan ? Pasti Allah akan terus menambah nikmat kita berkali-kali lipat.

“ Assalamualaikum Warahmatullahhh..’’ ucap salam terakhir Salma di akhir shalatnya. Tak lupa doa yang selalu ia panjatkan untuk kedua orang tuanya dan seluruh keluarganya. Semoga Allah selalu melindungi dan ridho atas apa yang diperbuat. Dan semoga keluarganya bukanlah golongan orang-orang yang merugi.

Dari sahabat Abu Musa Al Asy'ari radhiallahu'anhu berkata, bahwa Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam bersabda :

“ Perumpamaan seorang mukmin yang rajin membaca Al Quran adalah seperti buah Al Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mukmin yang tidak membaca Al Quran adalah seperti buah tamr ( kurma) : tidak ada aromanya namun rasanya manis. Perumpamaan orang seorang munafik namun ia rajin membaca Al Quran adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan seorang munafik yang tidak rajin membaca Al Quran adalah seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.’’
[ Al-Bukhari 5427, Muslim 767 ]

“ Hikss..hikss.. akulah si munafik yang rajin membaca Al Quran itu, Ya Allah ?’’
“ Akulah si topeng harum namun pahit itu, hiks..hiks. Bagaimana kalau aku buah Raihanah itu.’’ Salma menangis membaca hadits yang menjelaskan perumpaan masing-masing manusia yang membaca Al Quran.

Hatinya diliputi rasa takut. Merugilah dirinya jika itu terjadi.

Laa tahzan !
 لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ

Janganlah kamu berputus asa atas rahmat Allah.

Kalimat yang selalu mengalir spontan ketika dirinya bersedih. Seolah-olah Allah selalu menegurnya dan seolah menjelaskan tidak perlu bersedih-sedih di dunia ini.

Salma mengusap air matanya dengan punggung telapak tangannya. “ Tidak ada gunanya juga aku terus menangis !’’

“ Bukankah Allah yang berhak mengetahui dan menjamin orang itu munafik atau bukan, Dialah Allah yang mengetahui segala isi hati manusia,’’ hibur Salma pada dirinya sendiri.

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang