Part 14 | Keputusan Yang Tepat

12.8K 611 1
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
------------

“ Kamu yakin mau lanjut ke sekolah itu Ra ?’’

“ Iya, aku yakin kak. Bukannya itu bagus ya, aku kan juga belajar ngikutin jejak umi.’’

“ Yahh.. terserah kamu sih.’’ Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia tak tahu lagi bagaimana jalan pikiran adiknya yang tidak bisa diganggu gugat mengenai sekolah yang akan dia tekuni setelah ini. 

“ Apa yang buat kakak gak yakin Zahra lanjut ke sekolah ini ? tanya adik kembarnya. “ Profesi Zahra selanjutnya ? Bagaimana Zahra mau biayain hidup Zahra ? Atau bagaiamana nasib Zahra setelahnya, begitu ?’’. Zahra diam menunggu kakaknya mengungkapkan alasannya.

“ Ya ampun kak. Hidup itu sudah Allah yang ngatur. Kita tinggal jalanin aja kok. Ya walaupun kita wajib juga berusaha. Apalagi tentang riski. Insya Allah semuanya sudah diatur olehNya.’’

Adik yang baik, tidak seperti kakaknya, batin Ziad berbicara. Kenapa Allah selalu memberi nikmat yang tiada tara. Nikmat atas orang-orang yang selalu menyayangi dan baik seperti mereka. Menerangi hati yang kadang kelam karena penyakit hati yang bersarang.

“ Ihh kak Ziad malah nglamun lagi.’’ Rengek Zahra yang membuat Ziad tersadar dari lamunannya.

“ Eng..enggak kok. Oh iya, kapan berangkat ?’’ Ziad mengalihkan dirinya yang gugup ke arah layar smartphone miliknya.

“ Besok lusa.’’ Jawab Zahra dengan nada santainya.

“ Mendadak sekali !’’ Ziad terlonjak kaget yang langsung menatap adiknya yang sedang santai menonton televisi disampingnya.

“ Ya emang begitu. Aku kan asrama disana kak. Ya jadinya harus lebih awal dong masuknya. Kakak pikir sekolah aku ini universitas yang bebas kakak bisa masuk kapan harinya.’’

“ Ya..setidaknya satu minggu lagi kek atau satu bulanlah setidaknya.’’ Ziad tidak menyangka adiknya akan meninggalkan rumah ini tinggal menghitung jam saja. Bisa sepi ni rumah kalau tidak ada dia, batin Ziad. Pasalnya, baru satu minggu lalu wisuda dilaksanakan.

“ Itukan bukan sekolah milik kakak. Kalau itu sekolah milik kakak dan aturannya persis seperti yang kakak bilang tadi, aku baru percaya itu sekolah milik kakak. Dan kalu begitu adanya, nggak bakalan aku sekolah disitu,’’ ucap santai Zahra sambil memakan popcorn rasa keju kesukaannya.

“ Lo selalu pintar buat cerita,’’ kekeh Ziad mendegar ocehan adiknya.

💦💦💦

“ Kita akan habiskan waktu kita disini,’’ ucap Nesa antusias yang baru turun dari taksi yang baru mengantarkannya ke gedung yang bertuliskan “ Plaza Mall’’.

“ Nggak terlalu berlebihan kita akan habisin waktu kita disini ?’’

“ Ya jelas enggak lah Salma. Aku yang traktir deh. Tidak ada penolakan Salma’’ Nesa yang sedikit memaksa.

“ Okey.’’ Senyum Salma mengiyakan ucapan sahabatnya.

“ Kita mau ngapain dulu ?’’ tanya Nesa

“ Emm, ke toko buku.’’ Ide Salma spontan menjawab pertanyaan sahabatnya

“ Sudah ku duga pasti ke tempat keramat penambah stok buku di rumahmu itu.’’

Salma tertawa mendengar Nesa mengartikan toko buku yang sudah menjadi tempat favoritnya itu.

“ Kamu sendirikan yang nawarin. Udah ayo..numpung ada novel baru ini.’’ ajak Salma

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang