Part 15 | Ke Terakhir Kalinya

13.1K 651 2
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
-----------

Salma mematung di tempatnya berdiri.
Ziad.

“ Hai Salma..?’’ sapa Zahra kepada Salma yang masih belum sadar Zahra memanggilnya.

“ Ohh iya. Hai .’’ Kentara sekali kalau dirinya gugup.

“ Baru beli buku ya ?’’ tanya Zahra antusias. Kebetulan sekali dirinya juga menginginkan sebuah buku.

“ Iya’’ balas singkat Salma dengan senyuman

“ Kalau begitu mau gak temanin Zahra buat beli novel baru. Aku bingung mau beli novel yang cocok. Mau kan ?’’

“ Ehmm, boleh’’ Salma menjawab dengan anggukan. Tidak ada salahnya menerima tawaran Zahra. Niatnya hanya ingin menolong.

“ Kak aku mau cari buku dulu ya, sama Salma.’’ ijin Zahra pada kakanya yang masih setia dengan layar di genggamannnya

“Ihhh, kak Ziad malah asik main handphone sih. Inikan juga sama teman sekelas kakak. Kasih senyum atau nyapa kek. Sinis amat jadi orang.’’

“ Yaudah cepat cari sana. Sebelum umi cari kita dirumah.’’ Jawab Ziad cuek. Hatinya masih diliputu kebencian dengan gadis yang telah memporak-porandakan hatinya itu.

“ Yaudah Salma ayo kita mulai cari bukunya. Gak berfaedah sekali bicara sama ni orang.’’ Jawab sinis Zahra
Zahra menarik tangan Salma hingga menjauh meninggalkan tempat Ziad berdiri.

“ Kenapa ngomong sama kakakmu seperti itu ?’’ tanya Salma ketika dirinya dan Zahra mulai jauh dari tempat Ziad berdiri.

“ Iya kesel aja. Kak Ziad itu terlalu menutup dirinya. Dia itu tidak tahu disini orang yang sayang sama dia ingin sekali mengajaknya keluar dari zonanya.’’

“ Yaa, tapi gak harus ngomong gitu juga kan ?’’

“ Iya juga sih,’’ sadar Zahra jika dirinya juga bersalah.

“ Yaudah, kamu mau aku temenin beli novel yang bagaimana ? Aku soalnya gak punya waktu banyak, Nesa pasti sudah menunggu.’’

“ Ada Nesa juga disini ? Dimana ?’’

“ Iya. Mungkin di sekarang di depan toko buku ini. Dia tahunya aku ke kasir sekarang.’’

“ Mengapa gak sekalian ajak aja gabung sama kita, nyari buku bareng ?’’

“ Inginku sih juga begitu. Tapi sayang dia gak terlalu suka dengan yang namanya buku fiksi.’’

“ Ohh, begitu. Ya udah, kita cepat cari aja.’’

“ Iya. Kamu novelnya ingin yang bergenre apa ?’’

“ Gak tahu. Solanya pertama baru mau baca novel sih. Hehe..’’

“ Emm, apa ya ? Gimana kalau novel romance islami ?’’

“ Romance islami ?’’

“ Iya, setau aku pengalaman membaca buku yang tidak mudah dilupakan adalah pengalamannya saat membaca buku pertamanya. Kamu baru mau membaca kan ? Jadi, aku sarankan begitu. Karena novel itu luas banget. Jika kamu jatuh cinta pada novel, bisa jadi kamu hanya mencintai satu genre novel saja. Bisa jadi kamu hanya jatuh cinta pada genre novel yang pertama kamu baca. Setidaknya jika kamu mulai suka dengan yang namanya novel kamu mencintai genre novel yang benar.’’

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang