Part 6 | Study Tour

15.9K 809 2
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah di balik cerita.
------------

Malam ini adalah malam yang di tunggu oleh semua siswa kelas akhir, pasalnya malam ini merupakan malam pemberangkatan mereka melaksanakan study tour. Walaupun namanya memberi kesan belajar, tetapi tetap saja bagi para siswa dengan tujuan ke Bali ini merupakan liburan mereka sebelum mereka melaksanakan masa-masa sulit menjelang Ujian Nasional. Begitupun dengan Ziad yang masih sibuk memasukkan barang-barang apa saja yang akan dia butuhkan selama lima hari kedepan di Bali.

"Apa ya yang perlu gue bawa lagi?'' pikir Ziad sambil bergumam memikirkan apa yang dia perlu masukkan ke dalam tas ranselnya.

" Baju gue cukup kali ya untuk lima hari kedepan, apa lagi ya ? Peralatan mandi sudah, jaket sudah..'' masih bergumam sambil berpikir apa yang di masukkan kembali di ransel miliknya.

Seketika dia teringat akan Salma dan tentang niatnya yang ingin mengungkapkan perasaannya, menjadikan Pulau yang dijuluki Seribu Pura menjadi saksinya.Ya, saksi pernyataan cintanya kepada wanita lugu yang membuatnya jatuh cinta sejauh ini.

Seketika lamunan Ziad pun terpecah karena adanya gedoran pintu kamarnya yang cukup keras di gedor oleh seseorang. Pasti adik alias kembaran yang tak tau diri itu.

" Heh, ngapain sih lo gedor-gedor kamar gue ? Gak sopan tau,'' gerutu Ziad pada Zahra. Tapi yang dimarahi sama sekali tak menggubris.

Salah sendiri pintu kamar pake di kunci segala, batin Zahra dengan sikap cueknya.

" Mana powerbank gue ?'' tanya Zahra pada kakaknya sambil menadahkan tangannya didepan Ziad.

" Ya, gue pake lah,'' balas Ziad santai.

" Ihh, itukan punya aku, kak Ziaadd'' rengek zahra pada kakaknya.

" Sejak kapan lo pake aku-kamu, panggil gue 'kak' lagi. Habis dimarahin umi ?"

Zahra hanya diam.

"Hahaha..Siapa suruh punya mulut nggak punya saringan,'' balas Ziad dengan tawa yang pecah.

" Udah bercandanya ? Puas tertawanya ? Iya emang a-ku baru saja dimarahi umi dan mulai sekarang aku manggil kembaran aku yang jelek ini dengan embel-embel kak, dan sekarang puas ?'' penjelasan Zahra yang menekankan kata aku.

Ziad justru mengeraskan tawanya sampai-sampai air mata keluar di sudut matanya.

" Kak, mana powerbank aku, malah ngakak nggak berhenti-berhenti. Keburu mau berangkat nih, sudah pukul setengah delapan tuh,'' ucap Zahra pada kakaknya yang tak kujung berhenti tertawa.

" Oke-oke, gue nyerah.'' Ziad berhenti sejenak menghirup nafas dalam-dalam.

" Tuh ada di atas nakas,'' tunjuknya di meja berukuran kecil samping tempat tidurnya.

" Apa susahnya ngomong dari tadi, padahal juga gak di pake bilang di pake, dasar tukang boong,'' cerocos Zahra yang beranjak keluar menuju pintu kamar kakaknya.

" Udah di kasih tau ngomel lagi, mana terima kasihnya ?'' balas Ziad atas cerocosan adiknya sambil fokus terhadap layar ponselnya.

" Ya, terimakasih kakak Ziad yang paliing...jelek.'' ucap Zahra sambil memeletkan lidahnya dan langsung ngacir keluar meninggalkan Ziad dengan ekspresi antara marah dan tak marah atas tingkah adiknya.

💦💦💦

Pukul delapan malam, disinilah semua murid berkumpul di halaman sekolah yang luas. Akan ada pembagian tempat duduk serta kelompok. Suasana lebih heboh dari biasanya, mulai dari barang bawaannya yang melebihi kuota, bagaimana cara membawanya, antusias bagaimana mengabadikan momennya, masalah baju yang mereka pakaipun termasuk kategori permasalahannya, serta apapun yang membuat para siswa mengoceh tak jelas meminta pendapat.

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang