Part 5 | Ada Rasa

19.4K 910 18
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah di balik cerita.
--------------

Langit kembali menjadikan selimut bagi manusia di bumi. Malam yang memberikan peluang untuk manusia beristirahat.

Salma termenung diatas kasur empuknya ditemani buku-buku yang setia menyalurkan ilmu untuknya.

Malam ini hujan yang tak terlalu deras alias gerimis, mengundang Salma untuk keluar menuju balkon kamarnya menikmati setiap rintik hujan yang turun membasahi bumi.

" Sungguh indah malam yang kau berikan hari ini, ya Rabb. Disaat manusia bosan dengan malam yang berteman dengan bulan dan bintang kini kau hadirkan malam dengan rintik hujan yang menenangkan.'' Senyum Salma di akhir kalimatnya sambil menikmati pemandangan kota dari atas balkon kamarnya.

Sejenak Salma teringat akan perhatian kecil yang Ziad berikan hari ini. Saat Ziad menolongnya dari godaan temannya serta saat Ziad mengantarkan pulang sore tadi.

Menurut Salma hanyalah dia yang berani mendekatinya setelah tahu prinsip Salma selama ini. Banyak lelaki yang menjauh karena prinsipnya dan ini pengecualian bagi seorang Ziad.

Orang seperti Ziad pun bisa sesopan dan semanis tadi.

Batin Salma dengan senyum tipisnya.

Astaghfirulloh.. Buang jauh-jauh pikiranmu tentang itu Salma. Itu tidak benar.

Batinnya lagi menegurnya.

" Apa itu mungkin taktiknya mendekati wanita lain yang tentunya bukan aku saja kali ya,'' gumam Salma sambil memandang tetes-tetes hujan yang teramat indah dimatanya.

Diary Salma, 7 November 2015

Kamu adalah seseorang yang pertama kali mendekatiku di atas prinsip yang selama ini ku bangun. Apakah kau tidak merasa putus asa ? Bagaimana kalau aku mengecewakanmu sejauh kau memperjuangkanku ? Lambat laun kau akan menyatakan cintamu untukku. Dan apakah kau siap dengan segala jawaban yang ku beri. Inginku, jangan kau terlalu mencintai jika yang terakhir keluar adalah benci.

Buku diary. Ya, buku diary telah menemaninya menyalurkan rasa malam ini. Bersaksikan gerimis yang menenangkan di malam yang pekat. Tak tau mengapa gerimis seakan mencoba dirinya untuk membagi keluh kesah hatinya.

Tak terasa air mata Salma pun menetes mengiringi rintik-rintik hujan yang semakin deras di malam yang semakin larut. Membuat Salma semakin betah berada di luar tanpa mengindahkan hawa dingin yang menyergap tubuhnya.

Maaf jika aku terkesan jahat, acuh, sombong, egois, dan tak menghargai perasaan orang lain. Inilah bukti cintaku kepada Rabbku. Walaupun aku tahu aku bukanlah orang pilihan yang akan di masukkan surgaNya tanpa hisab. Aku yakin, setiap wanita tak ingin seperti ini. Terbelenggu dengan cinta yang terbalut dalam diam. Menjaga hatinya rapat-rapat seakan tidak terjadi apa-apa, padahal jauh dalam lubuk hatinya menangis, menangisi raga yang tampak lebih dari berdusta.

Mengapa nasibnya semenyedihkan ini ?

Salma menyeka air matanya. Tidak seharusnya dia menangis. Untuk apa coba ?

" Sudahlah, jika kau memang untukku, Rabbku tidak kan berkhianat padaku. Ku jaga dan ku simpan semampuku rasa dan cinta yang kau beri.'' Putus Salma atas kegalauannya.

Dirinya sudahi sesi curhatnya. Hanya perlu yakin, Allah Pembuat Skenario terbaiknya.

Kakinya beranjak masuk ke kamar mengistirahatkan tubuhnya karna waktupun sudah menunjukkan larut malam.

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang