Part 7 | Pengungkapan Yang Tepat

16.5K 824 41
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah di balik cerita.
------------

Lelah, itulah kata yang mampu mendeskripsikan keadaan para siswa detik ini. Bagaimana tidak lelah ? Mereka yang terus berjalan menyusuri setiap wisata yang ada di Bali, mulai dari Pura Tanah Lot, Danau Beratan Bedugul, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pura Besakih, dan terakhir nanti sore adalah pantai Kuta, pantai yang menjadi primadona di Bali dengan keindahan sunsetnya.

Pura Besakih, pura yang merupakan induk dari seluruh pura di Bali. Tempat suci umat Hindu, yang apabila masuk kedalam pura harus menggunakan sarung yang dapat dipinjam di sekitar lokasi Pura Besakih. Dan disinilah para siswa melanjutkan kegiatan Study Tour-nya hari ini, kemudian dilanjutkan menjelang sore di pantai Kuta.

" Sal, kita harus pakai beginian masuknya ?'' tanya Nesa

" Ya iyalah, seenggaknya kita hargai tradisi disini,'' tutur Salma.

Begitulah seluruh siswa wajib menggunakan sarung sebelum memasuki area tempat suci umat Hindu ini.

" Zi, lo nggak pake sarungnya ? tanya Nesa pada Ziad yang mulai menapakkan kakinya di tangga memasuki area pura tanpa memakai atribut yang diwajibkan.

" Emang harus ?'' Ziad bertanya pada Nesa.

" Ya iyalah, seenggaknya lo hargai tradisi disini.'' Perkataan Salma yang diulang oleh Nesa. " Lo mau tim kita jadi tim paling pembangkang sendiri, gue kasih tahu Salma lo,'' ancam Nesa karana Ziad tak kunjung mengenakan sarungnya.

"Perkara sarung aja rempongnya minta ampun.'' Balas batin Nesa.

" Nes, apaan sih ribut-ribut ?'' Salma yang baru datang dari rundingan antar ketua tim pun bertanya.

" Ini nih, Ketua Kelas lo yang terhormat bandel banget, di suruh pake sarung aja susah.'' ucap Nesa menjawab pertanyaan Salma.

Salma sejenak melihat kearah Ziad yang masih saling sinis terhadap Nesa, sahabatnya.

" Kata kamu aku berhak nghukum kamu apapun jika kamu bandel, dan kamu bukannya tidak bisa kan pakai sarungnya.'' Ucap Salma menghentikan aksi perang dingin antara Ziad dan Nesa.

" Aku bisa kok Sya, teman kamu tuh tukang aduan !'' kata Ziad yang menekankan kata aduan.

" Eh, telinga gue gak salah dengar kan ya ? Sejak kapan lo manggil Salma dengan panggilan 'Sya' dan pake aku-kamu segala lagi. Lo nggak usah ndrama di depan Salma,'' ucap Nesa sinis terhadap Ziad. Sedangkan Salma hanya diam dan tak tahu harus melakukan apa.

" Udahlah Sal, nggak penting juga,'' ucap Salma dan mengajak semua timnya memasuki pura setelah melihat Ziad memakai sarung miliknya.

💦💦💦

Penyusuran tempat-tempat wisata yang ada di Bali terus berlanjut, Pantai Kuta yang menjadi primadona Bali lah tempat selanjutnya untuk melerai rasa lelah sambil menikmati keindahan sunset.

Di atas tikar anyam yang dibentangkan diatas pasir inilah, setiap satu tim berkumpul merundingkan hasil kerjanya untuk dibuat laporan hasil study tour-nya. Melihat setiap gambar hasil bidikan kamera yang sejak tadi mengabadikan momen selama penyusuran.

" Sal, kayaknya ini bagus deh buat lampiran laporan kita nanti,'' ucap Nesa sambil memperlihatkan hasil jepretan kamera ke arah Salma.

" Terserah kamu deh kalau masalah gambar mana yang mau di pajang di lampiran.'' Serah Salma yang tak mengerti sama sekali dengan dunia fotografi dan semakin mendalami buku catatan kecil yang ada di pangkuannya sesekali tangannya bergerak indah di atas lembar buku catatannya itu.

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang