Part 25 | Wedding Day

16.3K 745 16
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
-----------

Satu hari yang bersejarah bagi setiap insan yang saling beradu dalam cinta. Suatu hari yang sangat ditunggu-tunggu. Ikatan haram sesama lawan jenis itu akan berganti menjadi ikatan halal dan ladang pahala bagi mereka yang menjaganya dalam pemantasan diri.

Surat undangan sudah tersebar begitu saja. Uminya memang mempercepat reka ulang pernikahan ini. Alasannya masih sama, lebih cepat lebih baik dalam menghindari fitnah.

Salma termenung di kamarnya. Ya, dia sudah pindah ke rumahnya sendiri yang dari berhari-hari di rumah Ziad. Namun lelaki itu tidak ada disini. Dia lebih memilih menyibukkan diri dengan profesinya.

Akankah semua masalah ini cepat terselesaikan ? Pernikahan macam apa ini. Aku seharusnya bisa menambah ladang amalku di perkara yang Allah cintai, namun kenyataan berkata sebaliknya.

Lamunan Salma terbuyar ketika handphonenya berdering, nomor yang tak dikenal menghiasi layar panggilan. Salma mengangkat begitu saja. Siapa tahu penting.

“ Halo, Assalamualaikum..’’ salam Salma mengawali pembicaraan.

“ Salmaa... Eh. Wa'alaikumsalam’’ teriak suara wanita di seberang sana.

“ Ini siapa ya. Ada apa mbak berteriak ?’’ Jawab Salma begitu saja. Sepertinya dia mengenal suara cempreng ini.

“ Ini aku Salma, Nesa. Masa sama sahabat sendiri lupa.’’

“ Ohh, Nesaa.. Apa kabar ? Lama ya gak teleponan lagi.’’ Kekeh salma di akhir ucapannya. Sahabatnya yang sangat mengertinya selama tiga tahun dulu kembali. Memang Salma hampir lost contact dengan Nesa karena akses komunikasi selama dia di pondok tahfidz tidak seleluasa di rumah.

“ Aku baik Salma. Aku masih syok Salma.... Itu yang kamu kirim ke email aku beneran nyata ?’’ tanya di seberang sana dengan hebohnya.

“ Yang mana ?’’ tanya Salma yang bingung. Salma memang aktif mengirim email ke Nesa. Ya, walaupun sekedar bertanya kabar.

“ Ihh.. jangan pikun dehh. Itu undangan yang kamu kirim.’’ Jawab Nesa dengan nada menuntut.

“ Ohh ituu.. Iya itu benar kok, tidak mengada-ada.’’ Salma memang sudah pasrah bagaimana nanti reaksi teman-teman alumninya mengetahui dia menikah dengan Ziad.

“ Kamu menikah dengan Ziad ?! Aku tidak mimpi kan ?’’ Ziad kembarannya Zahra ? Ketua kelas kita dulu yang sok tampan yang sekarang tobat berkat jadi dokter itu ?’’ cerocos Nesa

“ Iya, semua yang kamu bicarain benar. Dan parahnya aku menerimanya begitu saja.’’ Jawab Salma pasrah.

“ Ihh, ko bisa sih Salma. Aku masih gak percaya nih. Lima tahun lalu dia yang pertama buat kamu patah hati kan ? Dan sekarang dia bagaimana sama kamu ?’’ tanya Nesa yang mengarah ke perhatian.

“ Bagaimana gimana ?’’ tanya Salma

“ Ya, masih cintakah atau bencikah ? Kamu gak bisa nyakitin hati kamu untuk kedua kalinya Salma... Ini udah menyangkut pernikahan. Perjuangan prinsip singlelillah kamu nggak berbuah manis dong kalo gini.’’

Salma tersenyum mendengar Nesa mengingatkannya.

“ Allah pasti punya rencana yang jauh lebih baik.’’ Salma cukup membenarkan ucapan sahabatnya. Namun dirinya sudah tidak mampu lagi mengelak takdir yang membawanya kemari.

“ Aish Salma, jangan terlalu baik deh.’’ Terdengar nada kesal dari suara wanita itu.

“ Ya kita sebagai manusia mau gimana lagi. Nanti aku akan cerita bagaimana aku bisa menikah dengan Ziad kalau kamu sudah di Indonesia. Namun kesini kan ? Kamu pasti datang kan di acara pernikahan aku ?’’

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang