Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
-----------Semua berjalan layaknya mimpi. Abinya Ziad yang berwasiat. Dirinya menikah dengan Ziad. Dan disini, suasana berkabung sangat terasa bagi keluarga Harits.
Banyak abdi negara lain yang berlalu lalang di rumah Ziad. Katanya, proses upacara persemayaman akan segera dilaksanakan. Banyak rekan dan anggota keluarga yang kembali menuahkan tangis haru mereka saat sepata kata di bacakan oleh pihak keluarga. Kini, keluarga Almarhum dengan ikhlas menyerahkan jenazah untuk dilakukan upacara persemayaman dan pemberangkatan secara sipil.
Salma dan keluarganya pun hadir dalam proses pemakaman abinya Ziad. Entahlah, hidupnya kembali dipermainkan oleh takdir yang Allah tulis untuknya. Statusnya kini telah menjadi istri dari seorang dr. Ziad.
Ah, istri macam apa aku ini sampai kini pun aku belum menyentuh apalagi mencium tangan suaminya itu. Sekalipun menyentuh, berbicara saja belum. Batin Salma.
Hisap tangis kembali terdengar ketika dimulainya pembacaan riwayat singkat Almarhum. Terlihat umi Ziad tegar di samping pundak mamanya Salma dengan air mata yang membasahi wajahnya. Penggenap imannya kini telah berpulang kehadiratNya.
" Upacara kebesaran dilaksanakan merupakan penghormatan negara dan pemerintah atas jasa Almarhum mengabdi sepanjang hidupnya. Sebagai orang muslim yang beriman, tentu diharuskan menerima dengan tulus dan ikhlas kepergian Almarhum.'' Tutur pembina upacara.
💦💦💦
Kini tinggalah dua patok papan kayu yang tertancap di ujung gundukan tanah yang baru saja di taburi oleh bunga. Di salah satu patok tersebut tertulis nama abinya, Adi Harits.
Di pekamanan hanya tinggalah Ziad, Kak Rendy dan istrinya, dan juga Salma. Namun tak berselang lama Kak Rendy memilih pergi dan menyisakan Ziad yang masih setia berjongkok di samping makam abinya dan Salma yang berdiri, kikuk harus berbuat apa. Kehilangan orang yang berarti dalam hidup kita pasti rasanya sangat sulit.
Perlahan Salma mulai berjalan ikut berjongkok menyejajarkan dirinya dengan Ziad.
" Hanya di tangan Allah semata pemberian kehidupan. Dan hanya di tanganNya, mengambil kembali yang telah Dia berikan pada ajal yang telah di gariskan'' ucap pelan Salma, seolah ikut memberi motivasi kepada Ziad agar tidak terlalu terpuruk.
Namun Ziad tetap diam, bisakah semua orang memahami perasaannya ? Kehilangan yang kita sayang bukanlah hal yang mudah.
" Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ( Q.S Ali Imran : 185 )'' Salma kembali berbicara lirih ketika Ziad tak kunjung meresponnya.
" Jangan pernah lagi memamerkan gelar hafidzahmu itu padaku. Aku tahu kamu orang yang baik dan aku sebaliknya.'' Ucap Ziad ketus dan mengalir begitu ringan dari lisannya.
Sebenci itukah Ziad padaku ?
Ziad berdiri meninggalkan Salma yang masih berjongkok mematung memikirkan ucapan Ziad yang di tujukan untuknya. Ah, lebih tepatnya sebuah larangan yang berhasil membuat luka dihatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]
Spiritual[Teenfiction - Spiritual - Romance] Sebagian Part Telah Dihapus. PEMBELIAN E-BOOK BISA MENGHUBUNGI PENULIS! ⚠️ Novel Fisik sudah tidak tersedia. #1- hijrah (3-8-2018) #1- cintadalamdiam (3-8-2018) #1- indonesiatanpapacaran (12-8-2018) #2 - spiritual...