Part 31 | Pecahnya Hati Wanita

14.8K 749 45
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
-------------

Pagi yang indah. Burung-burung berkicau menyambut permulaan hari. Daun-daun yang menggantung dengan cabang pohonnya melambai lambai terbawa semilir angin. Sorot cahaya mentari semakin menambah kesan sempurna di pagi yang cerah ini.

Ada yang lebih baik dari cerita rumah tangga Salma. Namun tidak bagi hati Salma. Pagi yang manis melakukan sarapan berdua bersama orang yang dicintainya yang kini memandangnya penuh cinta. Cintanya yang dulu terpendam kini telah terkuak.

Salma memakan sarapan paginya dalam diam. Dia tahu Ziad sesekali memandang dirinya.

" Kenapa aku dulu menyia-nyiakan wanita yang sekarang berada di depanku ini. Ternyata dia mempunyai wajah dan juga hati yang sangat cantik.'' Ucap Ziad sambil memakan sarapannya. Dirinya kini telah benar-benar berdamai dengan masa lalunya.

Salma hanya diam. Tak mampu bibirnya berkata-kata. Hanya senyum kikuklah yang terukir di bibir manisnya itu.

" Mas mau berangkat sekarang ?'' tanya Salma ketika melihat Ziad telah selesai sarapan.

" Iya, walaupun sebenarnya Mas gak mau berangkat hari ini.'' kata Ziad yang masih memandang Salma lekat.

" Kenapa ?'' tanya Salma mengalir begitu saja.

" Nebus kesalahan Mas selama ini. Habisin waktu dengan istri Mas yang berada di depan aku ini.'' ucap enteng Ziad.

Jantung Salma berdetak lebih cepat ketika Ziad tak henti-hentinya melontarkan kata-kata manis untuknya.
Namun, hatinya juga ikut merasakan denyut kesakitan ketika Ziad perhatian padanya dan sekelebat klise peristiwa menyakitkan itu terulang.

" Yaudah Mas harus lekas berangkat. Mas janji akan secepatnya ambil cuti, tapi tidak untuk saat ini.'' kata Ziad mulai berdiri dari duduknya.

Salma juga berdiri dari duduknya, menyerahkan barang yang dibutuhkan suaminya bekerja. " Hati-hati..'' ucap lirih Salma.

" Iya, jaga rumah baik-baik. Apa perlu Mas pekerjakan asisten rumah tangga ?'' tanya Ziad.

" Tidak perlu, Salma cukup dengan kucing Salma di rumah.'' Ucap Salma.

Ziad tertawa ringan. " Jangan terlalu perhatian dengan kucing putih itu sampai lupa dengan Mas.'' Ucap Ziad.

Salma hanya diam tak merespon. Ziad mencium pucuk kepala istrinya. Sekarang kedamaiannya juga berada disisi istrinya, pelengkap separuh imannya.

" Mas berangkat dulu.'' Salma hanya mengangguk, masih tidak percaya perlakuan Ziad yang ditujukan untuknya. Lebih dari kata manis.

" Assalamualaikum..'' Salam Ziad ketika mereka sampai di depan pintu rumah mereka.

" Wa'alaikum salam..'' jawab lirih Salma.

💦💦💦

Inilah yang Salma benci ketika ia sendiri di rumah. Dia tidak tahu lagi berbuat apa lagi setelah pekerjaan pokoknya telah selesai. Dia tahu waktu senggang adalah hal yang berharga dan dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.

Salma melihat seisi kamarnya. Dirinya terhenti melihat laptop miliknya yang tergeletak tak berdaya di meja. Lumayan lama ia tak membuka kembali laptopnya. Menuliskan sebuah hikmah dibalik ceritanya. Itulah prinsipnya dalam menulis.

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang