Part 29 | Takdir Yang Terus Berjalan

14.2K 656 21
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
-----------

Semuanya berjalan tanpa ada yang berubah. Berlayarnya bahtera rumah tangga layaknya pernikahan impian walau hanya berupa casing semata.

" Mas nanti pulang jam berapa ?'' tanya Salma memecah keheningan di meja makan.

" Pulang sore mungkin kalau tidak ada pekerjaan lain.'' Ucap Ziad sambil memakan sarapan paginya.

" Oh, nanti siang butuh Salma anter makan siangnya ?'' tawar Salma.

" Tidak usah. Aku akan makan siang disana aja.'' Jawab Ziad.

Ziad telah menyelesaikan sarapannya.

" Aku berangkat dulu.''

Salma bergegas mengambil jas dan tas yang dia sudah siapkan di samping meja makan.

" Iya, Hati-hati di jalan Mas.'' Salma mencium tangan Ziad. Kebiasannya yang rutin ia lakukan.

Ziad mengangguk dan mengucapkan salam. " Assalamualaikum, jaga rumah baik-baik.'' Ucap Ziad.

Setidaknya dia masih mempunyai naluri untuk memperhatikan Salma karena dia tahu Salma seorang perempuan yang seorang diri di rumah ini kalau dia pergi.

" Iya, Wa'alaikum salam.'' Senyum Salma mengiringi permulaan langkah Ziad.

💦💦💦

Ar- Rahman. Sifat Maha Penyayang nya Allah. Didalam Al Quran Ar-Rahman merupakan surat yang ke-55 yang terdiri dari 78 ayat. Surat yang unik dengan pengulangan kalimat yang sama yaitu " Fabiayyi aalaaa i robbikuma tukadzdzibaan " sebanyak 31 kali. Ayat yang diulang itu berarti " Nikmat Tuhanmu mana lagi yang engkau dustakan ?''

Tak sepatutnya kita diberi, orang yang memberi pula yang mengingatkan kita untuk berterima kasih. Nyatanya, manusia melakukan hal ini. Tuhan kita, Allah Subhanahu Wa Ta'alaa menyinggung kita lewat ayatnya sebanyak 31 kali.

" Terlalu sombongkah manusia sehingga Engkau singgung sedemikian kali dalam kalamMu.'' Salma merasa bersalah.

" Terlalu sedikitkah dari golongan kami yang bersyukur sehingga Engkau sendiri yang memberi namun Engkau juga mengingatkan kami untuk bersyukur ?''
Air matanya sudah menetes.

Kalau dia memberi namun yang diberinya tak mengucapkan terima kasih dan malah membalas dengan sikap angkuhnya. Pasti dia akan merasa sakit hati. Bukan merasa tidak rela dengan apa yang dia beri, namun merasa pemberiannya tidak dimanfaatkan atau diterima dengan baik. Pasti sebagai seorang hamba merasa sangat kecewa. Salma merefleksikan kalau itu terjadi pada dirinya sendiri.

"Tiada satu nikmat-Mu pun wahai Tuhan kami yang patut kami dustakan"

Salma meneteskan air matanya hingga membasahi khimarnya. Disaat yang hening seperti sekarang ini, dia mudah sekali terbawa suasana. Matanya sudah terbanjiri dengan air matanya.

Bel rumah berbunyi tanda ada tamu diluar. Salma bergegas menghapus sisa air matanya dan melangkah menuju depan pintu. Samar-samar terdengar salam dari luar.

" Iya, Wa'alaikum salam ..'' ucap Salma sambil membuka pintu rumahnya.

" Umi ?'' Salma terkejut ternyata tamunya adalah uminya sendiri. " Umi sendiri ?'' tanya Salma lagi. " Oh, silahkan masuk umi.'' Kekeh Salma.

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang