Part 28 | Membiasakan Diri

14K 842 28
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
---------

Bulir embun yang menetes di daun-daun serta rumput-rumput telah tak terhitung. Menandakan pagi yang masih terlihat dini.

Salma sudah bangun awal dari jam tiga dini hari. Sudah menjadi kebiasaannya bangun menunaikan sholat malamnya dan dilanjut dengan memuroja'ah hafalannya agar tetap terjaga. Karena kualitas hafalannya terkait dengan kemauan dia bangun malam untuk menunaikan sholat malam.

Allah SWT berfirman:

"Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan."

(QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 6)

Barang-barang yang akan di bawa Salma di rumah barunya sudah tertata semua di koper miliknya. Pun begitu dengan Ziad, dirinya sudah selesai sejak tadi memasukkan barang-barangnya ke koper miliknya.

" Mas kok gak cerita sama Salma sebelumnya kalau mas sudah punya rumah sendiri ?'' tanya Salma memecah rasa canggung.

" Nanti juga kamu akan tahu.'' Jawab Ziad santai sambil matanya fokus menatap layar laptop di pangkuannya.

Aish, jawaban macam apa itu. Dia tanya dengan niat baik namun selalu dijawab dengan niat buruk oleh suaminya. Batin Salma.

" Salma mau bantu umi di dapur.'' Ijin Salma.Terasa jenuh juga dengan suaminya sendiri.

Setelah Ziad mengangguk, Salma pun berjalan keluar kamar.

💦💦💦

Salma memeluk mamanya dengan erat. Inilah yang dia benci dari pernikahan, pisah rumah dengan orang tuanya. Membangun rumah tangga sendiri yang dipimpin oleh penggenap imannya.
Dirinya yang dulu hanya seorang anak yang selalu mengikut dengan orang tuanya. Kini, dia memikul tanggung jawab sebagai seorang istri.

" Kami pamit ya Pa, Ma.'' Ucap Ziad. Selalu merusak suasana, aku kan belum puas berpelukan dengan Mama. Gerutuan Salma dalam batinnya.
Salma menghapus air matanya yang entah kapan mengalir.

" Salma pamit ya Pa, Ma.'' Ucap Salma dengan nada yang parau.

Mamanya mengangguk sambil tersenyum. " Sudah ah, jangan terus menjadi anak yang cengeng.'' Kata mamanya.

" Salma tetap akan main kesini kalau Salma lagi kesepian di rumah baru Salma.'' Ucap Salma dengan nada kesal yang menuntut.

Papa dan Mamanya tertawa. " Rumah ini juga rumah kamu nak,'' kali ini papanya yang berbicara.

Salma memeluk papanya juga tak kalah erat. " Salma tetap anak papa kan ?'' sekilas papanya tertawa dan mengangguk.

" Sudah cepat berangkat, mumpung masih pagi. Suamimu sudah menunggu.'' Ucap papanya lagi.

" Assalamualaikum Pa, Ma.'' Ucap Ziad sambil mencium tangan kedua mertuanya.

" Assalamualaikum Papa dan Mama sayang..'' ucap Salma dengan nada yang masih sama.

Setelah Mama dan Papanya menjawab salamnya, mereka masuk ke dalam mobil dan melaju ke rumah baru mereka.

💦💦💦

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang