Part 4 | Perhatian Kecil

19.6K 901 3
                                    

Bismillah. Selamat membaca. Jangan lupa ambil hikmah dibalik cerita.
-------------

Salma berjalan sambil menundukkan pandangannya di lorong sekolahnya menuju kantin. Disana sudah ada sahabatnya yang meminta ijin duluan dengan alasan yang masih sama yaitu lapar.

Sepanjang lorong terdapat banyak siswa yang sedang duduk- duduk bersantai sekedar menghabiskan waktu istirahatnya dengan buku fiksi yang mereka pegang. Sampai Salma bertemu dengan teman-teman Ziad yang menggodanya.

“ Salma ya ? Anak IPA 1 kan ? Cantik juga,’’ kata salah satu teman Ziad yang terlihat mulai menyukai Salma.

“ Cantik sih cantik tapi cupu, hahaha..” kata salah satu teman lainnya yang membuat semua teman Ziad tertawa kecuali teman yang menyapanya tadi.

“ Stop ganggu dia !’’ perintah Ziad kepada teman-temannya yang baru datang dari arah kelas.

“ Wooo.. jarang-jarang ketua gangster kita ngebela cewek cupu kayak dia.’’ kata teman Ziad yang mengatakan Salam cupu.

“ Diam lo dit !’’ bentak Ziad kepada temannya yang bernama Radit yang membuat Radit diam.

“ Lo nggak papa, Sya ? Mereka nggak ngapa-ngapain lo kan ?’’ tanya Ziad kepada Salma yang masih kikuk ditempat.

“ Hah, engg- enggak kok. Mereka nggak ngapa-ngapain aku. Oh ya aku mau ke kantin dulu kasian Nesa udah nunggu. Terima kasih,’’ senyum sekilas Salma setelah mengucapkan kata terima kasih dan berlalu pergi menuju kantin menemui sahabatnya. Semuanya terjadi layaknya telenovela seorang pengeran yang membela kekasihnya.

Senyum tipis Ziad melihat tingkah Salma yang menurutnya sangat lucu di matanya.  Tingkahnya yang membuat lupa akan dunianya sendiri. Berjalan menunduk tanpa mau menatap wajahnya serta gaya bicaranya yang gugup kepada semua laki-laki.

“ Nafisya, ya nama yang entah sejak kapan ingin gue panggil lewat dirinya,’’ gumam Ziad dengan senyum tulusnya.

💦💦💦

Hujan mengguyur sore hari ketika waktu siswa akan mengakhiri pelajarannya dan pulang kerumah mereka masing-masing. Hari ini kelas Salma masih stay dengan kegiatan belajar mengajarnya alias masih ada kelas tambahan yang diadakan oleh guru kimianya. Terpaksa dia harus pulang telat ke rumah.

“ Tapi tidak apa-apalah sambil menunggu hujan reda.” Gumam salma yang kembali khidmat dengan materi yang disampaikan guru.

Satu jam berlalu dimana kelas tambahan yang diadakan guru kimiapun telah selesai. Sekarang pukul empat sore, Salma telah tertinggal bus 45 menit yang lalu. Dan diluar sana tinggalah rintik-rintik hujan yang ada. Ya, ternyata masihlah gerimis tidak hujan deras seperti tadi.

Aku pulang bagaimana ini, tidak mungkinkan aku pulang jalan kaki. Apa aku suruh kak Rendy jemput kali ya ? Kak Rendy udah pulang kuliah belum ya jam segini ?

Batin Salma dengan perasaan bimbang memikirkan dengan apa dia pulang ke rumah.

“ Halo kak, Assalamualaikum,’’ sapa Salma di seberang line dengan kakaknya.

Iya Sal, Wa’alaikumsalam. Ada apa tumben telpon jam segini ?

“ Kakak lagi sibuk nggak ? Masih belum pulang kuliah ya ?’’ tanya Salma

Lho, bukannya kamu jam segini di rumah ?

“ Belum kak, tadi ada tambahan jadinya pulangnya agak telat. Kakak sibuk gak ? Bisa jemput Salma ? Salma ketinggalan bus 45 menit yang lalu kak.’’ tanya Salma sekali lagi dan mudah-mudahan kakaknya tidak sibuk.

Cinta Terpendam [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang