Part 6

52 3 0
                                    

Kikisan rasa terlihat akibat dusta lama yang menjelma dendam. Dengan tingkah dewasa, dua insan mampu mengungkap rasa dan membenamkan dendam dengan kasih tanpa dusta.

***

-

Seorang gadis kecil tergopoh menaiki tangga mengkilat menuju lantai dua sebuah rumah mewah. Tangannya memegang dahi dan mulutnya terus merintih. Setelah sampai di lantai dua, ia berjalan menuju salah satu pintu kemudian dibukanya pintu itu.

“Yaa.. Mam udah tidur.” bisik si gadis saat ia memasuki sebuah kamar yang cukup besar dan melihat seorang wanita tengah tidur di ranjangnya.

Kemudian si gadis keluar dari kamar itu dan menutup kembali pintunya. Sambil terus merintih ia berjalan menuju ruang lain.

Tok..tok..tok..

“Ded?” panggil si gadis dari luar ruangan

“Ded lagi sibuk, Tata.. Besok aja yaa!” seru seseorang yang ada di dalam ruangan itu

“Yaah.. Ded sibuk!” gumam si gadis kemudian ia beranjak dari depan ruangan tersebut menuju lantai bawah rumah megah itu.

Gadis itu melangkahkan kakinya ke salah satu ruangan yang ada di dekat dapur.

“Bik Na? Bik Na? Bik Na?” panggil gadis itu, kemudian keluar seorang wanita paruh baya

“Yaa Tuhan, Nona! Kenapa bisa jadi kaya gini? Ayoo kita ke rumah sakit. Tunggu di sini yaa, Bik Nak panggil Tuan dulu.” wanita paruh baya yang diketahui adalah Bik Na terkaget saat melihat gadis kecil yang kepalanya sudah dipenuhi oleh darah.

“Gak usah Bik Na! Ded lagi sibuk. Nanti Bik Na dimarahi. Lebih baik Bik Na obati Tata aja, gak usah di bawa ke rumah sakit!” seru gadis itu dengan wajah pilu

“Gak bisa Nona, lukanya dalam. Harus dibawa ke rumah sakit! Bik Na akan bilang ke Tuan dulu. Sesibuk apa dia? sampai gak peduli sama anaknya!” Bik Na mengeras kemudian buru-buru menuju ruang kerja tuannya.

Tok..tok..tok…

“Tuan? Kepala Non Letta luka, harus dibawa ke rumah sakit!” seru Bik Na dari luar ruangan

“Bawa aja dia ke rumah sakit, saya lagi sibuk!” balas seseorang yang ada di dalam ruangan

“Tapi Tuan?”

Seketika seseorang yang ada didalam ruangan itu membuka pintu kemudian memberi sejumlah uang kepada Bik Na.

“Ini! Kamu tunggu uang’kan? Ambil ini! Saya lagi pusing, jangan buat saya tambah pusing!” ucap seorang pria yang diketahui adalah majikan dari Bik Na

Kemudian si pria menutup kembali pintu dan membiarkan si wanita tetap berdiri di depan ruangannya. Sedang si wanita menggeleng-geleng melihat ketidakpedulian majikannya itu.

Kemudian Bik Na beranjak menuju ke salah satu ruang lain, kamar majikan perempuannya.

Tok..tok..tok..

Tidak ada jawaban. Bik Na terus mengetuk pintu itu, sampai tetukan ketiga ia memberanikan diri untuk membuka pintunya.

Terlihat seorang wanita tengah tertidur pulas di atas ranjang. Seketika Bik Na tidak yakin dengan apa yang akan dilakukannya.

“Tidak ada harapan.” gumam Bik Na. Kemudian wanita paruh bawa itu turun menemui si gadis kecil

“Non.. ayo kita ke rumah sakit!” ajak Bik Na kemudian menggendong si gadis kecil

Love and Belonging Needs (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang