Karena menunggu tidak akan membuahkan hasil. Jadi, apakah radar dapat membantuku menemukanmu?
***
Letta menghempaskan tubuhnya ke kasur. Hari pertama yang melelahkan, hari pertama melakukan kegiatan di Cenna.
Memejamkan mata sebentar, lalu Letta bangkit dan mengeluarkan kamera juga buku catatannya dari tas. Lalu menarik laptopnya dari atas meja.
Membuka jendela lembar kerja di laptop, jari-jari Letta mulai menari-nari diatas keyboard. Semua yang ada dipikirkannya tentang apa yang sudah dilihatnya tadi mengalir begitu saja menjadi tulisan-tulisan indah yang mampu membuat pembaca dapat merasakan apa yang juga ia rasakan.
Sesekali menyontek ke catatan untuk mengingatkannya apa saja hal di kota Cenna yang terlupa olehnya.
Hingga malam makin larut dan memaksanya untuk segera mengistirahatkan diri. Dan di hari berikutnya, ia akan ke Pusat Sosialisasi. Tempat para relawan berada.
Di dalam pengharapannya, ia dapat bertemu seseorang.
___
Letta menyusuri pinggiran kota Cenna, kota ini sebenarnya indah tapi sayangnya terlihat kotor dan tak terurus. Karena hidup kotor itulah membuat mereka banyak yang berpenyakit.
Tapi, masyarakatnya bisa dibilang rajin bekerja, atau lebih tepatnya rajin diperbudak dalam bekerja.
Di kota ini, orang kaya itu kaya sekali dan orang miskin itu miskin sekali. Tapi sayangnya, yang miskin lebih banyak dari yang kaya. Itulah mengapa, orang miskin akan bekerja untuk orang kaya sebagai budak.
Baru saja Letta memikirkan perbedaan sosial di Cenna, sebuah mobil mewah yang berjalan mengalihkan perhatian Letta. Yaah.. mobil mewah yang berjalan diiringi mata-mata kagum dari tubuh-tubuh kumuh.
Letta hanya bisa menggeleng dan melanjutkan langkahnya. Namun tiba-tiba suara benturan mengalihkan pandangannya ke belakang. Dan refleks Letta langsung berlari ke arah suara benturan itu.
Sesampai disana, Letta melihat seorang wanita berpakaian biasa yang tergeletak di depan kap mobil mewah yang dilihatnya tadi.
Dari semua orang yang melihat kejadian itu, tidak ada diantara mereka yang mau membantu. Dan itu membuat Letta menghempaskan nafas berat dan akhirnya melangkah untuk menyelamatkan wanita itu.
Wanita itu masih sadar tapi sedikit lemah, dan saat Letta membantunya untuk bangkit, suara klakson mobil itu memekakkan telinga Letta.
“Cepat pergi!” seru lelaki si punya mobil yang hanya mengeluarkan kepalanya dari kaca pintu.
Sedang Letta yang mendengar itu tidak terima kemudian tidak segan-segan menggebrak kap mobil mewah itu.
Bbraakk! “Keluar!” teriak Letta.
Dan si punya mobil yang tidak terima langsung keluar.
“Apa yang kau lakukan?! Kau merusak mobilku!” seru si punya mobil.
“Apa yang kau lakukan?! Kau merusak lengannya!” seru Letta tak mau kalah.
“Haiish!” si punya mobil langsung mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa lembar uang kemudian melemparkan lembaran uang itu tepat ke wajah Letta. “Ini, ambil! Sekarang minggir!!”
Letta yang pastinya tidak terima ingin rasanya menonjok wajah lelaki itu, tapi sayangnya dihentikan oleh si wanita yang tertabrak tadi, “Sudahlah! Tidak apa, biarkan saja.” ucap wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Belonging Needs (COMPLETED)
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis baja dengan hati sutra. Hidup ditengah keramaian, namun Ia sendiri. Membuatnya haus akan kasih, membuatnya berkeinginan untuk dimiliki. Lewat lembaga akademi dan tingkah sosial yang menjadi latar. Ditemani dengan k...