Part 22

14 1 0
                                    

Berubah pasti karena suatu reaksi. Untuk memulihkan perlu suatu aksi.

***

Hari ini kamar Letta penuh dengan baju-baju lama yang sudah terpendam dalan lemari bajunya. Beberapa kali ia mengganti baju yang cocok untuk dikenakannya sore ini.

Namun tiba-tiba ia sadar saat melihat keanehan pada dirinya, "Kenapa Gue jadi heboh kaya gini? Mau ke karnaval? Ya udah, pakai baju biasa aja!" seru Letta pada dirinya sendiri.

"Aahh!! Kenapa sih sama Gue?" Letta benar-benar heran dengan dirinya. Kemudian gadis itu memungut kembali baju-bajunya yang berserakan.

___

Gevin sudah siap di depan rumah Letta, seperti seorang lelaki pada umumnya, menunggu sang gadis berdandan adalah hal biasa.

Dan saat Letta sudah siap, barulah mereka berangkat.

Suasana di mobil seperti biasa, hening. Tanpa ada pembicaraan. Dan sepertinya, mereka menikmati keheningan itu. Sampai akhirnya, Letta yang memulai.

"Kenapa Lo ke sekolah gak bawa mobil?" tanya Letta, baru kali ini gadis itu mencoba memecah keheningan.

"Emang kenapa?"

"Yaa, gak ada. Kan kalau bawa mobil ke sekolah lebih efisien. Kalau hujan, Lo dan buku-buku Lo gak basah. Kalau panas, Lo gak pusing. Dan kalau lagi bawa banyak barang apalagi untuk keperluan pramuka, jadi gak ribet." jelas Letta tanpa memandang Gevin yang mulai terheran dengan dirinya.

"Sekarang Lo jadi banyak ngomong yaa.." ucap Gevin tak menjawab penjelasan gadis yang duduk disampingnya itu.

"Huh?" Letta yang sedari tadi hanya memandang ke depan langsung menoleh ke arah Gevin. "Maksud Lo?"

Gevin menjawab dengan senyuman manisnya. "Gue suka Lo yang kaya gini."

Ucapan Gevin membuat Letta kembali memalingkan wajahnya ke depan. "Trus, kenapa Lo gak bawa mobil ke sekolah?" ulang Letta, sekaligus untuk mengalihkan.

"Gue gak bawa mobil ke sekolah karna kata Ayah, Gue masih pake seragam putih abu-abu, belum waktunya aja buat bawa mobil ke sekolah." jawab Gevin.

"Sekarang aja Lo bawa mobil?"

"Sekarang Gue kan gak lagi pakai seragam."jawab Gevin dan hanya dijawab anggukan oleh Letta.

Tidak lama setelah menghabiskan pembicaraan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

'Selamat Datang di Karnaval Menara Angkasa' begitulah yang tertera di gapura pintu masuk karnaval tersebut.

"Hah?" Letta menghentikan langkahnya saat melihat tempat tersebut dipenuhi anak-anak dan muda-mudi yang sedang kasmaran.

"Kenapa, Ta?"

"Ini mah tempat untuk anak-anak."

"Nggak ah! Gak cuma ada anak-anak, ada orang tua mereka, ada orang lagi pacaran, ada orang yang jualan. Rame, Ta. Dari yang muda sampai tua, ada disini." jelas Gevin.

Letta tak merespon, lalu melanjutkan langkahnya ke dalam keramaian karnaval tersebut.

"Lo mau naik apa?" tanya Gevin disela-sela mereka mengelilingi tempat itu.

Letta kembali terhenti, kemudian dibukanya sling bag yang ia bawa dan mengeluarkan secarik kertas berwarna cream. "Nih!" Letta menyodorkan kertas tersebut pada Gevin.

"Apaan nih?" ucap Gevin sambil kemudian membaca tulisan yang ada pada kertas tersebut.

Di kertas tersebut tertulis beberapa wahana yang akan dinaiki.

Love and Belonging Needs (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang