Masa sekarang mungkin tidak sama dengan masa kemarin. Tapi diriku yang sekarang, masih sama dengan diriku yang kemarin.
***
Letta berjalan menyusuri garis pantai pagi itu, ia tidak lagi disibukkan dengan membuat sarapan untuk para pengungsi. Karena mereka telah bisa membuat makanan mereka sendiri dari bahan makanan yang diberikan PBB 2 hari lalu. Para pengungsi tidak diizinkan untuk bergantung lagi dengan relawan, mereka dibiarkan mandiri setelah bencana itu. Lalu, apa tugas para relawan sekarang?
Sebagian relawan dipulangkan karena tugas mereka telah selesai. Tapi tidak semua relawan yang pulang, relawan bagian kesehatan masih tetap tinggal karena kesehatan masih diperlukan disana.
“Lusa, Lo pulang yaa?” tanya Gevin pada Letta saat mereka berjalan di pesisir pagi itu.
“Yaa.. gitulah!” jawab Letta tak bersemangat.
“Yaah.. saat Lo pulang. Gue turun ke laut.”
“Huh? Turun ke laut?”
“Lusa itu akan ada penelusuran akhir di laut, untuk mencari sisa-sisa korban.”
“Emang masih ada korban di laut itu?”
“Iya makanya diadain penelusuran ini, untuk mastiin masih ada korban atau nggak.”
“Kalian mau nelusuri seluruh lautan?” tanya Letta dengan raut tak percaya.
“Yaa.. nggak juga kali, Ta. Kami mau telusuri yang disekitar sini, secara menyeluruh.”
Letta mengangguk paham.
“Lo gak perlu sedih, kita bakalan ketemu lagi kok.” ucap Gevin.
“Cih! Lo pikir Gue sedih, gitu?” sanggah Letta.
“Iyalah! Lo’kan udah lama banget gak ketemu sama Gege!”
Letta tidak membalas dan malah melangkah cepat meninggalkan lelaki yang menggodanya itu.
“Eh..eh! Mau kemana?” teriak Gevin.
Sedang Letta terus berjalan cepat, hingga ke bibir pantai. Dan sesaat air laut menyapu kakinya, dan akibat tanah lumpur yang cukup licin, gadis itu terpeleset dengan bokongnya yang mendarat terlebih dahulu. “Aduuuuuhh!” rintihnya.
“Eh.. Letta?!!” teriak Gevin sambil menghampiri gadis itu.
Sedang Letta berusaha untuk sedikit menggerakkan tubuhnya yang ‘remuk’.
“Itu makanya! Jalan tuh pelan-pelan aja!” tukas Gevin sambil membantu gadis itu berdiri.
Letta tidak mendengar, ia hanya melihat sandalnya yang hanyut terbawa air. Lalu gadis itu melihat Gevin, seakan memberi kode untuk mengambilkan sandalnya.
“Kenapa?” heran Gevin.
Seakan kodenya sia-sia, Letta kemudian melangkah ke arah laut, berniat menjemput sandalnya.
“Eh..eh! Mau kemana?” tahan Gevin. “Mau ngambil sendal? Gak usah!”
“Kenapa? Kan itu sendal Gue!”
“Ah! Sendal jepit aja! Nanti Gue beliin yang lebih bagus!”
“Terserah Gue dong!” tukas Letta
“Lo kok nyebelin banget yaa? Beda banget sama Tata! Lo pasti bukan Tata!”
“Lo tuh yang bukan Gege! Gege itu pasti gak akan biarin Gue pergi ke laut, untuk ngambil sendal Tata-nya! Pasti dia yang pergi ngambil!” Letta tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Belonging Needs (COMPLETED)
Ficção AdolescenteMenceritakan tentang seorang gadis baja dengan hati sutra. Hidup ditengah keramaian, namun Ia sendiri. Membuatnya haus akan kasih, membuatnya berkeinginan untuk dimiliki. Lewat lembaga akademi dan tingkah sosial yang menjadi latar. Ditemani dengan k...