Kini ia tidak tau, alur seperti apa yang telah disiapkan Tuhan untuknya. Apakah hal yang sangat didambakannya akan terwujud? Hal yang sangat-sangat…
***
Class meeting!!
“CM kita ini apaan sih? Gak ada seru-serunya. Bosan!”
“Iyaa! Bagusan tidur di rumah!”
Keluhan demi keluhan terdengar hampir di setiap sudut sekolah karena kegiatan class meeting yang biasa di adakan setiap selesai ujian tidak seru. Banyak yang lebih memilih pulang, atau tetap di kelas untuk berkumpul bersama teman, bercerita, bergosip atau main game online bersama.
Tidak terkecuali Gevin, ia tidak tau harus melakukan apa. Main game online bareng seperti teman-teman kelasnya? Tidak. Dia bukan tipe orang yang suka menghambur-hamburkan kuota internet untuk yang dirasa tidak penting baginya.
Kegiatan class meeting hari ke tiga, sekolah tidak seramai hari biasanya. Para siswa lebih memilih untuk tidak datang ke sekolah atau malah pergi hangout besama teman tercinta. Untuk ukuran sekolah yang cukup besar, hari itu benar-banar hari yang sepi di One HS.
Gevin menyusuri lorong sekolah yang lengang itu, hari ini ia memilih untuk datang karena kemarin ia sudah tidak datang. Dan, Gevin berencana ke perpustakaan untuk meminta wifi disana, karena beberapa aplikasi di smartphone-nya harus di-update.
Sedang melenggang santai sepanjang koridor, Gevin menangkap sesosok manusia yang ia kenali. Seorang gadis yang tengah membaca sebuah buku.
“Heii.. Hulk?” panggil Gevin yang seketika membuat gadis itu terkejut lalu cepat-cepat menyembunyikan buku yang ia baca.
“Hm?” respon gadis itu saat melihat Gevin yang berjalan ke arahnya
“Baca apaan tuuuh..?”
“Majalah!”
“Majalah apa?”
“Majalah wanita.” jawab gadis itu sedikit ragu
“Ohh..” respon Gevin sambil mengangguk pelan. “Kok gak ke lapangan?”
“Lo gak bisa lihat, gimana gak serunya CM kita?!” jawab gadis itu
“Yaah.. seenggaknya Lo ngehargai usaha OSIS.”
“Hehk! Peduli amat!” gumam gadis itu.
Seketika, keheningan menyergap mereka. Si gadis berniat mengikat tali sepatunya yang memang terlepas sejak tadi sekaligus untuk menghilangkan sedikit kekakuan di antara mereka, namun itu adalah kelengahannya karena lupa dengan yang ia tutupi di balik punggungnya. Majalah, majalah wanita yang ia sembunyikan itu pastinya terlihat.
Tapi…
Itu bukan majalah, melainkan buku.“ ‘Tanda-tanda Jatuh Cinta’ ?” gumam Gevin saat membaca judul buku itu.
“Haah?” gadis itu mendengar gumaman Gevin.
“Ah.. Lo lagi jatuh cinta?” tanya Gevin sambil merebut buku dengan tertawa terbahak.
“Ih.. sini! Lo gak sopan yaa.” gadis itu mencoba merebut kembali bukunya.
“Haahaa… ternyata gadis dingin kaya Lo, bisa jatuh cinta juga?” tawanya tambah membahana.
“Bukunya, Gevin!!!” teriak gadis itu yang diiringi dengan kaburnya Gevin
Lelaki itu berlari mundur untuk menghindari kejaran Letta, dan tanpa sengaja ia menabrak sound system yang terletak cantik di samping ruang sarana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Belonging Needs (COMPLETED)
Teen FictionMenceritakan tentang seorang gadis baja dengan hati sutra. Hidup ditengah keramaian, namun Ia sendiri. Membuatnya haus akan kasih, membuatnya berkeinginan untuk dimiliki. Lewat lembaga akademi dan tingkah sosial yang menjadi latar. Ditemani dengan k...