Part 21

17 2 0
                                    

Bukan mengeluang, tapi membuat yang baru kisah kehidupan yang lebih baik. Karena kisah hari ini pastilah berbeda dengan kisah hari esok.

***

Pagi itu cukup cerah, pagi yang baik untuk hari pertama masuk sekolah di tahun yang baru. Pukul 06.20, Letta telah siap dengan dirinya. Bergegas ke garasi dan mengeluarkan scoopy putih kesayangannya, sudah lama ia tidak menggunakannya. Terakhir, saat pulang dari rumah sakit ketika menjenguk Nura setelah kemoterapi.

Gadis itu berusaha meng-engkol motornya, dan entah kenapa motornya tak kunjung menyala.

Ck! Kenapa sih nih?!” gerutu gadis itu.

Tiba-tiba sebuah motor berhenti di depan rumah Letta dan membunyikan klakson berkali-kali.

Lalu Letta membuka gerbang rumahnya dan menemukan sosok Gevin dengan motor besarnya itu.

“Apaan sih Lo? Buat ribut pagi-pagi, di rumah orang pula!” tukas Letta saat melihat laki-laki itu.

“Ck! Galak amat! Kayanya Lo bukan Tata deh! Tata itu gak pemarah kaya Lo.”

Hehk! Udah deh, ngapain kesini?!”

“Mau ngajakin Lo pergi sekolah barengan.” ucap Gevin dengan memperlihatkan senyum manisnya.

“Gue gak mau boncengan sama Lo, Gue bisa pergi sendiri naik motor Gue sendiri!”

“Heh? Siapa juga yang nawarin Lo perginya naik motor Gue! GR Lo.”

“Cih!” Letta membuang muka, “Trus ngapain Lo kesini?”

“Kan udah Gue bilang, mau ngajakin Lo ke sekolah bareng. Lo pakai motor Lo, Gue pakai motor Gue. Sekalian aja kita balapan, kan masih pagi nih. Masih sepi.”

“Lo ngajak Gue?”

“Iyaa Lettaa.. apa perlu Gue ulang lagi?”

“Gue gak mau! Udah sana pergi! Lo udah buang waktu Gue 5 menit untuk nge-engkol motor Gue. Jadi, sana Lo pergi!”

Hhm? Kenapa motor Lo? Gak mau di-engkol yaa. Gue tau tuh kenapa, karna businya kedinginan.” ucap Gevin sambil tersenyum geli dan itu membuat Letta menatap tak percaya.

“Gak percaya? Ya udah gak masalah!”

Kemudian Letta masuk dan memanggil Pak Am. Dan menanyakan kenapa motornya tak kunjung menyala.

“Pasti businya dingin, Non. Kan udah lama gak dipakai.” jelas Pak Am.

“Baru 4 minggu gak dipakai, masa udah kaya gitu.” gumam Letta.

“Lebih baik Nona pergi sama Adennya aja, keburu telat. Ini udah setengah 7, nanti kejebak macet.”

“Iyaa, Ta. Sama Gue aja!” teriak Gevin dari luar pagar.

Letta pun menyerah. Ditariknya helm yang bertengger di kaca spion kiri, dan bergegas keluar menemui Gevin.

“Kenapa? Lo pergi bareng Gue? Boncengan sama Gue?” goda Gevin saat melihat Letta dengan wajah kesal berdiri disamping motornya. “Hehehe.. Iyaa iya, naik!”

“Hari ini aja Gue nebeng sama Lo, besok Gue pergi sendiri. Jadi gak usah jemput-jemput segala!” ucap Letta saat naik keatas motor.

“Gak usah mikirin besok! Besok ya besok ceritanya. Hari ini ya hari ini, lain lagi ceritanya.” balas Gevin kemudian menggas motornya dan melaju membelah jalanan pagi itu.

___

“Lettaaa..” seseorang memanggil Letta yang sedang asik membaca novel di halaman samping sekolah pada jam istirahat pertama.

Love and Belonging Needs (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang