4-kerja kelompok

3K 205 20
                                    

Selamat membaca!!!
Jangan lupa  vote and comment ya..

"Hei, tadi lo baca do'a apa?"tanya nya sambil menahan tawa.

Seketika mata gue kembali terbuka. Gue ingat tadi bacaannya adalah do'a sebelum makan. Ya ampun,mentang-mentang perut gue lagi keroncongan gue jadi lupa baca do'a naik kendaraan, dan gue gak sadar akan hal itu. Lamunan gue tiba-tiba tersadarkan karena mendengar suara tawa.

"Whahaha,lo kok ogeb banget sih. Masa do'a naik kendaraan malah jadi do'a mau makan?" cercanya sambil terus tertawa.

"Apa kata lo tadi?ogeb?" tanya gue dengan alis yang hampir menyatu, karena masih bingung dengan kata itu.

"Iya ogeb, masa gak tau?" balasnya tak percaya dan langsung menghentikan tawa nya.

"Beneran gue  gak tau," balas gue dengan wajah polos.

Seketika tawa Anjas langsung pecah. Karena terlalu asik nya tertawa, Anjas kehilangan keseimbangan sehingga motor yang kita tumpangi hampir saja menabrak kalo tidak langsung di rem.

Gue yang kaget pun otomatis memegang pinggir kanan dan kiri nya jaket Anjas dan langsung kembali memegang bagian belakang besi motor.

"Lo sih tertawa mulu,hampir aja kita nabrak orang," omel gue.

"Itu Anjas,kenapa ya kok mendadak diam. Apa mungkin dia masih shok?" pikir gue dengan bertanya- tanya.

"Hei, lo kenapa?" tepuk ke sebelah bahu Anjas.

"Eh, gak apa-apa kok," katanya sambil tersentak kaget. Kayaknya dia melamun deh.

Setelah kejadian itu, diantara kita berdua hanya saling diam dan gak ada satupun yang berani memulai pembicaraan.

🐼 🐼 🐼

Akhirnya kita sampai dirumah Aldiatna. Rumahnya lumayan mewah juga, dan halaman depannya bagus banget karena ada taman yang dipenuhi banyak bunga yang cantik dan indah.

"Cepat turun!" suruh Anjas ketika sudah mematikan mesin motornya.

"Iya, bentar kali. Baru aja nyampe," jawab gue dengan kesal.

"Eh, lo tunggu!" suruhnya.

"Apa lagi sih?tadi katanya nyuruh cepat turun,"  balas gue tak terima.

"Helm lo belum dilepas ogeb,"  katanya dengan wajah datar.

"Oh, hehe gue lupa," kata gue nyengir sambil melepas helm nya.

Gue langsung aja pergi ninggalin Anjas sendirian yang masih menyimpan helm nya

Pas gue ingin menekan bel,tiba-tiba Anjas manggil yang terpaksa buat gue menoleh ke arahnya.

"Apa lagi sih?" tanya gue dengan nada yang lebih tinggi.

"Eits,jangan marah dong. Gue cuma mau ngasih tau lo kalo pintu depannya terkunci, jadi kita lewat pintu samping," balasnya dengan masih menahan sabar.

"Ohh," gumaman kecil gue tapi masih terdengar oleh Anjas.

"Dasar ogeb!" katanya sambil tertawa kecil

Sengklek BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang