Selamat membaca!!!
Jangan lupa vote and commentAkhirnya tugas remedial gue berhasil, walaupun ada sebagian teman gue yang masih gagal dan harus melakukan tugas ulang dengan mengerjakan LKS.
Bel berdering menunjukkan bahwa jam pertama selesai. Dan pelajaran kedua adalah Seni Budaya.
Biasanya gue suka hal yang berbau seni, tapi kali ini yang gue rasakan adalah bau kentut:v Ini jelas bau kentut manusia, bukan jin.
Suara gaduh terdengar jelas di bangku pojok kelas. Tiada lain yang bikin ulah grup OOC itu. Untung saja Bu Reni, guru Seni Budaya gue itu belum datang.
"Hei lo kentut ya?" Tanya Firdaus pada Putra.
"Nggak tuh," jawab Putra dengan wajah polos nya.
"Sini biar gue cium pantat lo," ucap Anjas bersiap-siap ingin melakukannya.
"Anjas lo gak boleh cium pantat nya Putra!" Teriak Rani, teman gue sekaligus seksi kebersihan dikelas gue yang paling cerewet akhirnya buka mulut juga.
"Bukan urusan lo," balas Anjas seadanya.
"Bukannya apa-apa, ntar lo kaget lihat pantat nya yang bisul-an," ucap Rani sembari tertawa puas.
"Gue mau cium pantat nya bukan lihat pantatnya ogeb! Ya kali kalo pantat Putra bisul-an juga lihat nya gimana," balas Anjas.
"Kecuali kalo dia rela buka CD nya didepan kita semua, ya gak?" Lanjut Anjas sambil menaik turunkan alis nya, meminta jawaban Putra.
"Ogah, ntar pada terpesona lagi sama pantat gue. Lagian juga gue gak bisul-an tapi furunkel," balas Putra.
"Sama aja ogeb," ucap Anjas yang langsung menjitak kepala Putra.
"Sakit bro," ucap Putra sambil mengelus-elus kepala nya yang kesakitan.
"Lagian itu kan istilah lain dalam biologi, anak Ipa bisa wajar," lanjut Putra dengan menaikkan dagu nya, sombong.
"Belagu lo!" Ucap Anjas kembali ke tempat bangku nya.
"Katanya mau cium pantat nya si Putra, kenapa lo malah duduk?" Tanya Mulqi.
"Males ah, mungkin bau kentut nya juga sudah hilang ke bawa arah angin," jawab Anjas.
"Pagi anak-anak," sapa Bu Reni yang ternyata sudah ada diambang pintu.
"Pagi bu;"
Suasana didalam kelas menjadi hening ketika Bu Reni datang, semuanya kembali fokus ke materi pembelajaran.
🐼🐼🐼
Pelajaran hari ini cukup menguras banyak pikiran, sampai ketika bel istirahat berdering pun semua murid langsung keluar kelas memburu kantin untuk mendapatkan makanan dan tentu nya dapat mengisi kekosongan perut.
"April ayo ke kantin!" Ajak Putri dengan semangat.
Sementara gue yang diajak merasa nggak bersemangat. Bukan karena gue gak merasa lapar, tapi rasanya kalo gue berdiri perut gue sakit dan kepala gue seperti sedang naik komidi putar.
"Yaudah ayo!" Balas gue pada akhirnya.
"Nah gitu dong," ucap Fathin merasa senang.
"Kita kan sahabat yang selalu bersama," kata Rahma menimpali sambil mengaitkan tangannya ke leher gue dan yang lainnya.
"Nggak juga tuh, kita kan kalo pulang suka masing-masing," balas Putri dengan cekikikan.
"Maksudnya selalu bersama dalam keadaan senang dan sedih," ucap Rahma membenarkan.
Perlahan demi perlahan jalan gue semakin pelan. Di saat semuanya lagi ngobrol bareng, kepala gue semakin terasa pusing, semuanya seakan berputar, penglihatan pun semakin buram dan akhirnya semua berubah menjadi warna gelap.
Brukkk
Gue masih bisa mendengar suara seperti gajah jatuh itu:v bersamaan dengan rasa sakit badan gue karena jatuh. Terdengar suara panik dari teman-teman gue, dan setelah itu gue benar-benar nggak sadarkan diri.
🐼🐼🐼
Perlahan mata gue terbuka, lalu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan sampai apa yang gue lihat sangatlah jelas seperti semula.
Gue seperti mengenali tempat ini, dinding tembok yang berwarna abu dan aroma khas bau obat-obatan.
"Ohh, gue ada di UKS ya," gumam gue pada diri sendiri.
"Kok gue tidur di sofa sih," ucap gue kaget setelah menyadari bahwa gue tidur di sofa UKS bukan di kasur.
"April, lo udah sadar?" Tanya Fathin dari arah pintu.
"Iya, baru aja tadi," jawab gue.
"April kenapa lo tidur di sofa? Lah itu si Anjas kenapa lagi tidur di kasur?" Tanya Putri kebingungan.
"Gue juga gak tau," jawab gue dengan suara yang pelan karena masih lemah.
"Kasihan banget sih sahabat gue ini," ucap Rahma sambil memeluk gue.
"Woii bangun lo, kasihan tuh April. Masa April yang sakit tidur di sofa dan lo yang baik-baik aja tidur di kasur!" Ucap Putri emosi sambil mengguncang tubuh Anjas supaya bangun.
"Apa sih lo, ganggu aja. Gue juga sakit kali gendong tubuh April ke sini tuh bikin badan gue pegel tau gak," balas Anjas dengan wajah tak berdosa nya.
"Anjir, lo jadi cowok lemah banget," ucap Putri meledek.
"Sudah cukup, sebagai ganti nya si Anjas harus beliin makanan untuk April. Mungkin April pingsan karena belum sarapan," lerai Fathin.
"Ck, gue lagi yang kena," balas Anjas sambil menepuk jidat nya sendiri.
"Yaudah mana uang nya," pinta Anjas.
"Dari lo lah, masa minta uang ke cewek. Jadi cowok pelit banget sih," balas Fathin.
"Ya Allah, untung gue cogan yang baik hati, eta sabarkanlah," ucap Anjas langsung melenggang pergi.
"Cogan sengklek iya," balas Rahma setelah Anjas pergi.
"Cogan yaitu Cowok Gagal tampaN hahaha," balas gue menimpali dan langsung membuat sahabat gue tertawa.
Aku kembaliii:v
Makasih yang udah baca cerita iniii
Jangan lupa vote and comment ya!!!Salam cinta
Nuriaprilia23
KAMU SEDANG MEMBACA
Sengklek Boy
Humor[COMPLETED] *Belum direvisi Cover by @Khonguel Highs rank #1 (23-12-2018) in sengklek [ROMANCE IN HUMOR] Gimana sih rasanya kalo jadi cewek takut sama cowok? Ya kali dia bakal jomblo seumur hidup:v Tapi, ada suatu keajaiban yang membuat gue merasa n...