15-flashback

1.4K 93 0
                                    

Selamat membaca!!!
Jangan lupa vote and comment

Anjas POV

"Gue kesel sama April, kenapa sih dia gak mau turutin apa kata gue,"  gerutu gue sambil lari untuk putaran yang terakhir.

Gue lihat dari kejauhan, April sedang asik berbincang dengan kak Ropikul.

Setelah putaran terakhir beres, gue mendekat ke arah mereka. Gue gak mau April lebih dekat lagi dengan kak Ropikul.

"Gue haus, beliin air dong!" Perintah gue ke April.

"Apaan lo nyuruh gue seenak jidat," sahut April langsung menolak.

"Ikut sama gue!" Perintah gue  yang langsung menarik tangan April.

Gue sengaja membawa April ke luar sekolah untuk mengajaknya pulang. Tapi, April malah terus meronta mencoba melepaskan pegangan tangan gue.

"Lepasin Anjas!" ucap April sambil  menarik paksa tangan gue.

"Kalo gitu cepat masuk mobil!" Perintah gue.

April menuruti apa kata gue, dia langsung masuk mobil tanpa bicara lagi.

"Lo gak boleh ikut ekskul repal," ucap gue tegas.

"Kenapa sih lo ngatur-ngatur hidup gue? Terserah lah kalo gue mau ikut ekskul atau nggak," balas April menaikkan volume suaranya.

"Gak perlu tau, pokoknya lo siap-siap  aja di bully sama gue," ucap gue serius.

"Gak takut," balas April menantang.

🐼🐼🐼
"Si April jadi cewek nyebelin banget sih. Udah kebiasaannya kek anak kecil suka nangis, ditambah mukanya yang polos kayak kain kafan. Pengen nabok gue," gumam gue sambil meninju angin.

Andai saja dulu mama nya April nggak menitipkan amanat ke gue, pasti gue bakal bully April dari dulu.

Flashback on

Waktu itu gue yang menemukan April lagi pingsan dipinggir jalan. Awalnya gue bingung mau dibawa kemana, tapi setelah gue telepon mama, kata mama bawa aja ke rumah.

Gue emang tau rumah April, tapi bagaimana mungkin gue bawa April ke rumahnya dalam keadaan pingsan. Nanti bisa-bisa gue dikira udah ngelakuin hal-hal aneh lagi. Ribet dah urusannya.

Sampai dirumah, gue dan mama gue cuma menunggu April sadar meskipun sebelumnya dikasih wangi-wangian yang menyengat supaya April tersadar. Dan semua itu gak ada reaksi apapun, April masih tidak sadarkan diri.

Akhirnya gue bawa April ke rumah sakit, karena kata mama takut terjadi apa-apa.

Saat menunggu bagaimana keadaan April dari dokter, mama gue teringat sesuatu, mama rasa sepertinya mengenali bahwa April itu seperti teman kerja se-kantornya.

Sewaktu itu mama gue membuka benda pipih miliknya. Beliau langsung membuka aplikasi WatsApp dan melihat foto profil yang bernama Feby.

Ternyata foto yang ada di profil tante Feby sama dengan muka April. Itu berarti April adalah anaknya tante Feby. Mama gue langsung menghubungi tante Feby, terdengar suara teriak dari arah sebrang sana, mungkin tante Feby kaget mengetahui anaknya berada di rumah sakit.

Sengklek BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang