34-Bunga plastik

785 42 2
                                    

Selamat membaca!!!
Jangan lupa vote and comment

Rahma sedang memesan makanan bersama Putri. Gue dan Fathin sedang menunggu di meja kantin.

"Fathin?" Gue dan Fathin melihat ke pemilik sumber suara.

"Eh, Firdaus!" ucap Fathin.

Firdaus menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya. Sepertinya ini momen spesial di antara Fathin dan Firdaus.

"Ini untuk kamu!" Firdaus memberikan sebuket bunga berwarna merah.

Gue lihat alis Fathin bertautan, raut wajahnya tampak tidak suka dengan pemberian Firdaus. Pasalnya, bunga yang diberikannya adalah bunga plastik yang biasanya dijadikan sebagai teman vas.

"Cie ... dikasih bunga plastik tuh!" ujar salah satu siswa.

"Firdaus! Lo mau berbuat romantis atau buat gue nangis?!" bentak Fathin dengan napas terengah-engah.

"Enggak dua-duanya," balasnya santai.

Fathin mengepalkan kedua tangannya. Gue yakin pasti Fathin marah.

"Maaf kalau hal ini malah buat lo marah. Tadinya gue mau beli bunga yang asli, tapi uangnya habis duluan," terang Firdaus.

"Enggak usah bilang!" cercah Fathin.

Fathin pergi meninggalkan gue dan Firdaus.

"Lain kali kalau mau PDKT-an harus bermodal dulu, cewek banyak maunya lo!" ucap gue memberi tahu,  setelah itu pergi keluar kantin.

Fathin menenggelamkan kepalanya di atas meja. Gue segera menghampirinya.

"Lo enggak kenapa-kenapa 'kan?" tanya gue sedikit khawatir.

"Enggak sih, cuma gue sebal aja dengan sikap Firdaus," jawab Fathin.

"Sabar, mungkin dia baru pertama kalinya merasakan jatuh cinta," ucap gue cekikikan.

"Hah? Iyain dah," balasnya.

Rahma dan Putri masuk ke dalam kelas dengan membawa beberapa kantong jajanan di kedua tangannya. Tatapan mereka tak pernah lepas, wajahnya pun sedikit terlihat kusut.

Gue tersenyum lebih dulu, mencoba untuk berdamai. Gue tahu, mereka pasti pusing karena mencari keberadaan gue dan Fathin yang sudah jelas tidak berada lagi di kantin.

"Maaf," ucap gue.

"Maaf buat apa?" tanya Fathin.

"Kita sudah ninggalin Rahma dan Putri di kantin," bisik gue.

"Ya ampun, gue lupa!" teriak Fathin.

"Eh, lo malah teriak," kesal gue.

"Enak banget, ya. Kita yang ngantri, kalian berdua malah enak-enakan di sini," ketus Putri.

"Maaf, tadi gara-gara si Firdaus tuh bikin ulah," balas Fathin.

"Oh! Firdaus ngasih bunga plastik 'kan ke lo?" tanya Rahma.

"Huum, nah itu lo tahu!"

Sengklek BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang