9-taman

1.9K 142 11
                                    

Selamat membaca!!!
Jangan lupa vote and comment

Kriett.... suara pintu terbuka.

"Assalamu'alaikum," sapanya.

"Wa'alaikumsalam," balas gue.

Anjas. Dia datang kesini mengiyakan perkataannya kemarin, sambil membawa sekeranjang buah-buahan diatas pangkuan tangannya.

"Woww pas banget ada bubur, gue lagi lapar nih," katanya sambil memasukkan sesuap bubur ke dalam mulutnya.

"Gak sopan banget sih lo!" ujar gue sambil menaik turunkan mata bertanda tidak suka.

"Daripada gak dimakan sama lo?" tanyanya.

"Bener juga sih, hehe," ucap gue sambil nyengir gak bersalah.

"Oh ya, tuh buah buat lo," katanya sambil nunjuk ke arah yang dimaksud.

"Tumben baik," kata gue gak percaya.

"Ck, bilang makasih kek," ucapnya sambil memutar bola mata malas.

Gue gak ngeladenin ucapannya lagi. Tapi gue malah membelakangi Anjas dan mulai menutup mata.

"Eh lo jangan ngambek dong," katanya sambil mengguncangkan tubuh gue.

"Siapa yang ngambek ish, gue mau tidur," balas gue tanpa membalikkan badan.

Siang ini gue benar-benar lelah pengen tidur.

"Yaudah gue pamit pulang, katanya kemarin lo bilang ada hal penting yang ingin dibicarain," katanya.

"Percuma aja gue kesini", lanjutnya sambil melangkahkan kaki dari tempatnya.

"Ya ampun, gue lupa. Kan ada yang mau gue bicarain ke Anjas," gerutu gue panik dan langsung terduduk dari baringan.

"Stop!" perintah gue.

Baru saja Anjas ingin membuka pintu, karena mendapat teriakan dari gue, terpaksa Anjas balik lagi ke arah gue.

"Apa lagi sih? Kalo gak ada hal yang diomongin mending gue pulang aja, mau istirahat nih," katanya bernada malas.

"Ya maaf, gue baru inget. Jadi kok ngomongnya, tapi di taman aja ya biar lebih fresh," kata gue sambil memberikan senyum diabetes gue.

"Ya udah ayo!" serunya sambil mengangkat badan gue.

Eh?? Gak salah itu??

"Woii turunin Anjas," kata gue sambil memukul pelan dada bidang nya.

"Kalo lo gue turunin, pasti jatuh lah," balasnya.

"Gue malu nanti saat melewati arah jalan menuju taman diliatin sama orang," kata gue.

"Siapa juga yang mau gendong lo sampai taman?" tanyanya.

"Lah terus?" jawab gue balik nanya.

"Gue cuma mau gendong lo ke kursi roda, enak aja digendong sampai taman. Retak nanti badan gue," balasnya.

"Ngomong dong dari tadi," kata gue menahan malu. Sumpah ini malu banget, kok gue kegeeran sih.

🐼🐼🐼

Disinilah kita berada. Taman. Dan hanya angin sejuk yang menemani keheningan diantara kita.

Pasalnya dari tadi tidak ada yang memulai pembicaraan. Gue tiba-tiba ragu untuk memulai bicara, sedangkan Anjas kayaknya sedang sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"Hmm," deheman gue dengan sengaja.

"Kenapa lo? Ada dahak nyangkut?" katanya dengan nada datar, gak ada niatan becanda.

"Apa sih, jiji banget," balas gue gak mau terima.

"Cepetan mau ngomong apa?" desaknya.

"Kok lo bisa bawa gue ke rumah sakit? Lo kan kumpulan REPAL. Trus kenapa gak bilang kalo lo sudah tolongin gue. Gue kan gak bisa bilang terima kasih langsung, untung aja mama bilang," terang gue.

"Lo jadi orang ribet banget sih. Nanya satu pertanyaan aja panjang banget kayak rel kereta, terlebih pertanyaannya ada yang terselip, kayak soal matematika aja beranak," cerca nya.

"Gue gak butuh omelan lo, gue butuh penjelasan dari lo," balas gue.

"Oke jadi gini, kemarin gegara lo tiba-tiba nangis, akhirnya gue memutuskan untuk ngikutin lo dari belakang. Pas diperjalanan gue liat lo pingsan, dan terpaksa deh gue bawa lo ke rumah sakit," jelasnya.

"Kalo terpaksa berarti lo gak ikhlas, dan yang pasti gak dapat pahala dong," balas gue.

"Gak apa-apa, yang penting lo selamatkan?" tanyanya.

"Bisa aja lo kalo jawab," balas gue.

"Trus mama gue tau dari mana gue ada di rumah sakit? Lo kan gak punya nomor hp mama gue," lanjut gue.

"Kan waktu itu gue panik, jadi gue hubungin mama gue dulu, ternyata mama gue tau sama lo dan kebetulan juga lo anak teman se- kantor mama gue," jelasnya.

"Ohh gitu, wkwk. Makasih ya atas kebaikan lo," ucap gue.

"Iya deh, sama-sama," balasnya.

"Btw, kapan lo masuk sekolah lagi?" lanjutnya lagi.

"Mungkin besok gue juga masuk, soalnya nanti malam gue bisa pulang," jawab gue.

"Yahh males deh gue ketemu sama lo di sekolah," balasnya sambil memandang ke arah lain.

"Gue niat ke sekolah juga buat belajar, bukan ketemu sama lo," kata gue sambil memutar bola mata, males banget debat dengan Anjas.

"Yaudah ayo balik," katanya sambil mendorong kursi roda, tanpa menunggu persetujuan dari gue. Greget banget tau gak.

Makasih yang udah baca cerita iniii
Jangan lupa vote and comment ya!!!

Salam cinta 

                                             Nuriaprilia23

Sengklek BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang