Selamat membaca!!!
Jangan lupa vote and commentAroma bau yang menyengat di sekitar lubang hidung gue mampu membuat gue terbangun dari pingsan. Gue masih ingat kejadian tadi, selain menanggung malu gue juga pertama kali dipeluk sama cowok yang emang gak ada darah dagingnya sedikitpun dari keluarga gue.
Haram gak sih?
Atau
Nikmatin aja dipeluk si Colek?
"Lo gak apa-apakan, Ril?" Tanya Anjas.
Saat ini gue sedang terlentang di atas paha seseorang, dan sepertinya ini cowok.
Perlahan gue tengok ke atas, dan ternyata gue mendapatkan wajah seorang cowok. Dia adalah Ilyasa Pandeglar. Tetangga sekaligus teman kelas gue yang suka dipanggil Iil, tapi si Ilyasa suka ngasih tatapan sinisnya jika dipanggil begitu. Mangkanya kaum cewek yang suka mengalah lebih sering panggil Yasa.
Kaum cewek juga suka nempel-nempel sama si Yasa, karena dia itu cogan di kelas ini, cogan kedua maksudnya. Soalnya menurut gue yang jadi cogan utamanya Anjas. Dilihat dari hidung mancungnya yang pas, sedangkan hidung Yasa meski mancung tapi agak bengkok:v selain itu si Yasa juga gantengnya cantik, gak laki.
Yasa memang paling pendiam, gak banyak ngomong, pintar juga sih tapi dalam tulisan bukan praktik. Salah satu alasan banyak penggemarnya juga dia masuk ekstrakurikuler basket, dan taekwondo.
"Pril jangan bengong dong!" Teguran itu membuat gue tersadar.
"Hh, iya,"
"Ayo! Bangun-bangun!" Ucap Anjas sambil menarik tubuh gue.
"Ada yang panas nih,"
"Kipas mana kipas,"
"Api aja!"
"Tambah panas dong!"
Begitulah sekiranya celotehan-celotehan dari Putri, Rahma, Fathin yang memang suka rempong itu.
Setelah gue berada di pihak Anjas, Yasa langsung pergi meninggalkan tepi lapangan. Pandangan gue tertuju pada kedua tangan yang saling berpegangan.
"Hm," deheman yang sengaja gue buat dengan menaik turunkan alis gue ke arah tangan yang berikatan itu, pertanda ingin dilepaskan.
"Gak! Gue gak bakal lepas," ucap Anjas.
"Ish,"
"Soalnya nanti kalau lo pingsan lagi, ada di pangkuan gue, gak kayak tadi," ucapnya tak suka.
"Emang tadi yang bawa gue ke tepi lapangan siapa?" Tanya gue sengaja, ingin berterima kasih kepada orang itu.
"Si Iil. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan! Gue yang disalahin gegara buat lo pingsan katanya, dia marah sama gue. Terus dia yang bawa lo ke tepi lapangan," jawabnya sambil mengerucutkan bibir.
Sumpah ya, si Colek lucu kalau gitu
"Kenapa lo kayak yang sebel gitu?" Tanya gue lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sengklek Boy
Humor[COMPLETED] *Belum direvisi Cover by @Khonguel Highs rank #1 (23-12-2018) in sengklek [ROMANCE IN HUMOR] Gimana sih rasanya kalo jadi cewek takut sama cowok? Ya kali dia bakal jomblo seumur hidup:v Tapi, ada suatu keajaiban yang membuat gue merasa n...