21-suapan pertama

1.2K 83 2
                                    

Selamat membaca!!!
Jangan lupa vote and comment

Waktu terasa lebih cepat, baru aja kemarin hibernasi buat istirahat tapi sekarang udah bertemu lagi di hari Senin, dimana para pelajar harus kembali sibuk untuk mempersiapkan peralatan sekolah, dan harus siap pergi pagi untuk mengikuti upacara dengan khidmat nanti.

Namun hari Senin kali ini gue bisa kembali beruntung karena bisa selamat dan lolos dari hukuman, berkat Pak Joni yang mengantar gue pagi ini.

Upacara telah dilakukan dengan lancar meski ada sebagian murid yang terus mengoceh akibat cuaca yang mulai panas dan juga membicarakan hal-hal lain yang nggak berfaedah.

🐼🐼🐼

Setelah pelajaran Fisika yang udah kayak diajak keliling rumah kaca, akhirnya telah berakhir dengan bahagia saat bisa menikmati hidangan makanan kesukaan gue yang ada dikantin.

Pas banget rasanya kalau makan pedes pas otak lagi ludes gara-gara kebakar nyari rumus yang gak kelar-kelar.

Seperti mie ayam buatan Mang Umis yang legendaris dan setiap hari laris manis.

"Tolong dong sambalnya!" Perintah gue ke Putri.

Namun Putri malah menjauhkan wadah yang berisi sambal itu.

"Lo gak boleh makan yang pedes-pedes!" Ucap Putri mengingatkan.

"Ini cuma sekali kok!" Balas gue dengan mengerucutkan bibir.

"Yaudah deh terserah lo! Kalo lo sakit jangan salah-in gue!" Cibir Putri sambil memberikan wadah sambalnya.

Gue seneng banget! Akhirnya bisa merasakan bagaimana sensasi memakan makanan yang pedes. Membuat cita rasa yang dihasilkan lebih ellegant.

"Ini makanan enak banget sumpah! Pedes gilee!" Ucap gue sambil buka tutup mulut mengeluarkan heos.

Gue lihat ke arah sekitar dan tak sengaja mata gue menangkap seseorang yang selalu membuat jantung gue berdegup kencang seperti melihat hantu, tapi di waktu yang bersamaan juga membuat gue merasa nyaman.

Seorang cowok itu nampaknya sedang membeli nasi goreng Mbak Yanti yang terkenal dengan cita rasa pedasnya sekaligus bumbu rempahnya yang dapat menggugah selera. Namun, tak ingin dianggap memerhatikan lebih akhirnya gue kembali melanjutkan  makan mie ayam yang hampir habis ini.

Brakkk

Suara hentakan meja yang gue tempati berhasil membuat semua orang terperanjat kaget karena si pelaku, Anjas. Otomatis semua pasang mata tertuju pada meja makan gue dan kini gue menjadi pusat perhatian.

"Cepet lo makan nasi goreng ini!" Perintah Anjas tapi lebih ke sebuah paksaan.

"Buat apa? Gue udah makan kok, udah kenyang," ucap gue sebenarnya.

"Jangan bantah!" Balas Anjas sambil menatap serius ke arah gue.

Gue sekarang jadi benar-benar yakin kalo degupan jantung gue yang cepat ini karena muka anjas yang mirip setan, nyeremin.

"Ngapain lo semua lihat-lihat! Bubar sana!" Ucap Anjas mulai emosi.

Semua orang pergi meninggalkan kantin, terkecuali sahabat-sahabat gue.

Sengklek BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang