Selamat membaca!!!
Jangan lupa vote and commentHari ini sinar mentari sangat cerah sampai bisa masuk ke celah dinding kamar gue. Cahaya nya membuat gue terbangun dari alam bawah sadar ke alam nyata.
Entah ini suatu keberuntungan atau kesialan, saat gue melirik jam dinding ternyata telah menunjukkan pukul setengah enam pagi.
"Ya ampun gue kesiangan, mana gue belum sholat lagi," ucap gue panik dan langsung bergegas pergi ke kamar mandi.
"Mamaaa kenapa gak bangunin April?" Tanya gue setengah berteriak sambil mencari-cari keberadaan mama.
"Duhh ... maaf sayang, mama lupa. Kan biasanya kamu suka bangun sendiri," balas mama yang suara nya terdengar dari arah dapur.
"April lupa gak pasang alarm ma, terus papa kemana ma? Kok gak kelihatan?" Tanya gue sambil mengedarkan mata ke seluruh penjuru ruangan.
"Papa sudah berangkat ke luar kota kemarin malam, katanya ada tugas mendadak," jawab mama sambil menaruh makanan ke meja makan untuk persiapan sarapan.
"Ya Allah mama, putri mu ini kesiangan sekolah," kata gue yang panik dengan mengeluarkan keringat dingin setelah melihat jam dinding menunjukkan pukul tujuh kurang lima menit.
"Iya sayang, ayo cepat sarapan dulu," ucap mama yang ikut-ikutan panik juga karena khawatir.
"Gak ma, April langsung berangkat aja, assalamu'alaikum," balas gue langsung pergi setelah sebelumnya mencium punggung tangan mama untuk pamitan.
"Ya ampun gimana ini, gue takut kesiangan, ini angkutan umum lama banget lagi," gerutu gue dengan mata berkaca-kaca.
🐼🐼🐼
"Stop!" Perintah gue ke pak supir angkutan umum itu.
"Ini pak uangnya," lanjut gue sambil memberi uang dua ribu dan langsung pergi ke gerbang sekolah.
Tapi sayangnya jalanan rame banget, posisi gue kan berada di sebrang sekolah, dan parahnya sudah tidak ada lagi pak satpam yang biasa membantu para siswa menyebrang.
"Waduhh .... gerbangnya masih dibuka tapi muat untuk satu orang saja," panik gue sambil terburu-buru nyebrang dengan kekuatan gaya terbang.
Gue lari sekuat tenaga biar bisa sampai ke gerbang sekolah. Untungnya gerbang masih dibuka, tapi saat gue masuk tiba-tiba sudah ada beberapa orang murid yang sedang berbaris dan seorang guru yang berdiri menghadap kepada murid.
"Hey kamu! Cepat masuk ke barisan!" Perintahnya dengan tegas.
"I-iya pak," jawab gue gugup.
"Gimana ini, yang tadi nya dibilang untung malah buntung," batin gue.
Seperti biasanya, jika ada murid yang suka kesiangan pasti akan berurusan dengan Pak Abdul, seorang guru piket yang akan mengawasi gerbang sekolah dengan tepat waktu. Meski gerbang sekolah gak ditutup, bukan berarti para murid bisa lolos dari hukuman, oh maaf bukan hukuman lebih tepatnya ceramah yang panjang.
Menit ke menit sudah berlalu, hingga tiga puluh menit atau lebih biasa disebut setengah jam, akhirnya Pak Abdul berhenti mengeluarkan kata-kata bijak penuh sindirannya itu.
"Isi dulu surat izin masuk nya, kalau sudah kasih ke bapak untuk di tanda tangan. Dan setelah itu kalian boleh masuk," ucapnya tanpa merasa kasihan kepada para muridnya yang sudah datang kesiangan ditambah dengan ceramahnya, jadi tambah kesiangan kan??
Dengan kekuatan lari bebek, gue menaikki anak tangga satu persatu. Terdengar deruhan napas yang tidak teratur karena kecapekan.
"April cepat masuk, sekarang ada remedial," teriak salah satu teman gue ketika gue sudah hampir sampai didepan kelas.
"Kenapa kalian ada di luar kelas?" Tanya gue kepada teman yang lainnya.
"Karena gue sama teman-teman yang ada disini gak di remedial," jawab Putra dengan bangga nya.
"Cepetan masuk sudah hampir mau jam pertama!" Perintah Anjas.
"Dan satu lagi, tutup tuh mulut jangan mangap mulu nanti ada lalat masuk," lanjut Anjas dan berhasil membuat teman-teman yang lainnya tertawa.
Dengan bodohnya, gue malah mengangguk sebagai jawaban, dan langsung nutup mulut gue. Kayak bawahan yang nurut ke atasannya aja.
"Assalamu'alaikum," ucap gue sambil membuka knop pintu.
"Wa'alaikumsalam," ucap Bu Rosa, guru Ppkn yang baik hati.
"Kesiangan yaa, namanya siapa?" Tanya Bu Rosa dengan ramah.
"April, bu," jawab gue.
"Ohh, kamu di remedial nilainya 70 sedangkan KKM nya 76, ini soalnya. Cepat ya, waktu nya hampir mau habis," ucap Bu Rosa.
"Iya bu," balas gue sambil mengambil soal yang Bu Rosa berikan dengan sangat berat hati.
"Hari ini gue sial banget sih, mulai dari kesiangan, diceramahin Pak Abdul, terus nilai Ppkn diremedial lagi. Ini baru hari pertama gue nggak di antar jemput papa atau Anjas, apalagi hari-hari berikutnya," gerutu gue tak hentinya mengoceh sambil mengerjakan soal remedial.
Maaf part ini sedikit, soalnya sibuk. Tapi tetap baca dan terus tunggu part selanjutnya yaa😘
Makasih yang udah baca cerita iniii
Jangan lupa vote and comment ya!!!Salam cinta
Nuriaprilia23
KAMU SEDANG MEMBACA
Sengklek Boy
Humor[COMPLETED] *Belum direvisi Cover by @Khonguel Highs rank #1 (23-12-2018) in sengklek [ROMANCE IN HUMOR] Gimana sih rasanya kalo jadi cewek takut sama cowok? Ya kali dia bakal jomblo seumur hidup:v Tapi, ada suatu keajaiban yang membuat gue merasa n...