27-malu

1K 68 7
                                    

Selamat membaca!!!
Jangan lupa vote and comment

Gue lihat seisi kantin tampaknya gak terlalu penuh, tapi lumayan ramai lancar, wkwk. Mungkin, karena belum jam istirahat dan lebih tepatnya lima menit lagi akan tiba.

"Bibiku, yuhu!" panggil gue.

"Mau beli apa, cantik?" tanyanya.

"Pesan nasi gorengnya satu, sama air putihnya sa-"

"Dua aja, Bi!" ucap seseorang tiba-tiba.

Gue lihat ke arahnya, ternyata itu si Colek.

"Jadi, nasi gorengnya dua dan air putihnya dua, ya?" tanyanya memastikan.

"Iya, Bi," jawab Anjas.

Gue pergi mencari tempat duduk yang hanya untuk dua orang. Sepertinya Fathin belum juga sampai ke kantin, lamban kayak siput.

"Hai!" sapa Anjas

"Eh, suruh siapa duduk di sini?" tanya gue ketika pantatnya hendak dijatuhkan ke kursi.

"Gak ada yang nyuruh, inisiatif gue sendiri," jawabnya enteng.

"Sana-sana, pergi!" ucap gue mencoba menjauh.

"Awas jangan geser! Karena kalau iya, maka lo akan akan jatuh," tegurnya.

"Heleh gak percaya," ucap gue meremehkan.

Sebenarnya gue juga takut sih, rasanya pantat gue ada di ambang ketakutan.

"Eh, Pril! Awas ada kecoa!" teriaknya heboh.

"Mana?arrgh,"

Bukkk

"Aduhh, sakit," keluh gue.

"Eh, eh kok ada yang meluk gue dari belakang?" tanya gue sambil meronta.

"Gue takut," jawabnya dengan wajah iba.

"Heh?! Lepasin!" perintah gue.

"Gak mau," tolaknya.

"Alay!" kesal gue.

"Biarin!"

"Ihh, ada tikus!" jerit gue dan refleks meluk Anjas.

"Heh?! Lepasin!" perintah Anjas.

"Gak mau," tolak gue.

"Alay!" kesalnya.

"Lepasin gak pelukannya!" suruh gue.

"Lo juga lepasin!" suruh Anjas.

"Yaudah, hitungan ke tiga lepasin,"

"Satu, dua, tiga,"

Gue dan Anjas pun saling melepas pelukan, dan mencoba kembali berdiri dari sebuah keterpurukan.

"Kenapa lo semua lihatin Gue dan April?" tanya Anjas geram.

Ternyata, seisi kantin dari tadi lihat adegan gue dan Anjas pelukan?! Sumpah ya, gue malu.

Sengklek BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang